MAKALAH
KESEIMBANGAN PASAR UANG DAN AGREGAT DEMAND (AD) DAN
AGREGAT SUPPLY (AS)
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro
Dosen Pengampu:
Alifah Rokhmah Idialis, SE, M.Sc
Disusun oleh:
Elina Fatmawati (150721100053)
Ahmad Fauzi (150721100123)
Zakiyatur Rahmah (150721100126)
Rahila Amanatul U. (150721100139)
PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARIAH (A)
FAKULTAS
KEISLAMAN
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
Tahun Pelajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keseimbangan Pasar Uang dan
Agregat Demand (AD) dan Agregat Supply (AS) ” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu
tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah satu materi dalam mata kuliah Teori
Ekonomi Makro.
Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan
dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada
kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Alifah
selaku Dosen
mata kuliah Teori Ekonomi Makro
dan terima kasih kepada teman – teman yang membantu
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Bangkalan,
1 Juni 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Keynesian.......................................................................................... 2
2.2 Kurva Permintaan Agregat (AD).................................................................... 4
2.3 Kurva Penawaran Agregat (AS)..................................................................... 7
2.4 Keseimbangan Kurva Permintaan-Penawaran Agregat
(AD-AS).................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam analisis
AD-AS itilah penawaran agregat mempeunyai pengertian yang sedikit berbeda.
Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu negara.
Berarti penawaran
agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan)
perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan
perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam
analisis AD-Asciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.
Kurva AS
menerangkan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan
perusahaan-perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Istilah permintaan
agregat merupakan konsep yang baru. Permintaan agregat dapat didefinisikan
sebagai tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi pada berbagai
tingkat harga.
Dari sifat-sifat
permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) seperti yang diterangkan di
atas dapatlah disimpulkan bahwa nalisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan
ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana analisis permintaan agregat?
b.
Bagaimana analisis penawaran agregat?
c.
Bagaimana analisis keseimbangan permintaan dan penawaran agregat?
1.3 Tujuan Masalah
a.
Untuk mengetahui bagaimana analisis agregat.
b.
Untuk mengetahui analisis penawaran agregat.
c.
Untuk mengetahui analisis keseimbangan permintaan dan penawaran agregat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis Keynesian
a.
Pandangan
Keynes : Permintaan Efektif dan kegiatan Ekonomi
Buku Keynes yang dinyatakan di atas mengkritik keyakinan
Klasik bahwa (i) dalam ekonomi tidak terdapat kekurangan permintaan agregat dan
oleh karena itu (ii) ekonomi selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Dalam
buku tersebut Keynes berpendapat :
(i)Tingkat permintaan efektif (effective demand)- yaitu
pengeluaran agregat (permintaan efektif pada harga tetap) dan permintaan
agregat (permintaan efektif pada berbagai harga) akan menentukan sejauh
mana produksi nasional akan diwujudkan dalam ekonomi kesempatan kerja akan
dicapai, (ii) Dalam perekonomian, kesempatan kerja penuh tidak akan selalu
dapat dicapai. Yang kerap berlaku adalah masalah pengangguran. Sesuai dengan
pandangan Keynes ini, seperti telah diterangkan dalam Bab Tiga hingga Bab Enam,
analisis “keynesian sederhana” memperhatikan tentang bagaimana
pengeluaran agregat yang berlaku dalam masyarakat akan menentukan kegiatan
keseluruhan ekonomi dan pendapatan nasional. Dengan memisalkan harga harga
tidak mengalami perubahan, analisis tersebut menunjukkan bagaimana
keseimbangan pendapatan nasional dicapai. Keseimbangan itu akan menentukan
pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian dan tingkat kesempatan
kerja yang dicapai.
b.
Pandangan
Keynes : Uang dan Kegiatan Ekonomi
Buku
The General Theory of Employment Interest and Money juga membahas
mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi. Ahli-ahli ekonomi Klasik
berpendapat: “Money is neutral” atau “uang adalah netral”.
Maksudnya : Uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut
ahli-ahli ekonomi Klasik,seerti telah diterangkan sebelum ini, kesempatan kerja
penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini pendapatan nasional tidak dapat
ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah, menurut ahli ahli
ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat menaikkan pendapatan nasional.
Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga-harga barang dalam
pereokonomian. Pandangan ini dinamakan teori kuantitas.
Teori
Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda dengan
pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak netral.
Artinya:perubahan-perubahan jumlah
uang dalam ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan perekonomiannya. Perbedaan
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik dengan Keynes mengenai peranan uang dalam
kegiatan ekonomi dan tingkat harga dapat dibedakan kepada dua aspek: (i)
perbedaan pandangan dalam penentuan suku bunga, dan (ii) perbedaan pandangan
mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau jumlah penawaran uang)
kepada kegiatan ekonomi.
Penentuan
Suku Bunga Teori loanable fund atau dana
dapat-pinjam menerangkan pandangan Klasik mengenai penentuan suku bunga.
Teori tersebut (telah diterangkan dalam Bab Tiga) menerangkan suku bunga
ditentukan oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dana modal untuk
investasi. Kedua faktor tersebut ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan
tabungan dan perubahan permintaan dana modal akan menimbulkan perubahan kepada
suku bunga. Keynes mengkritik pandangan ini. Menurut Keynes suku bangsa
ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang. Persoalan ini telah
disinggung dalam Bab Tiga dan akan dibicarakan dengan lebih mendalam di Bab
Sembilan.
Uang
dan Kegiatan Ekonomi Telah diterangkan bahwa
ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi dan produksi nasional. Ini disebabkan karena kesempatan kerja penuh
sudah dicapai. Keynes, yang berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh jarang
dapat dicapai, berpendapat bahwa perubahan jumlah uang akan dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi. Hubungan antara perubahan jumlah uang dengan kegiatan ekonomi
akan melalui proses berikut
1.
Perubahan
jumlah uang akan memengaruhi suku bunga. Apabil jumlah uang bertambah suku
bunga akan turun.
2.
Penurunan
suku bunga menambah investasi dalam perekonomian.
3.
Pertambahan
dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan selanjutnya pertambahan
pengeluaran agregat ini akan menambah pendpatan nasional.
c.
Pandangan
Pokok Teori Makroekonomi Keynesian
Apabila
diperhatikan dengan lebih teliti mengenai pandangan yang terkandung dalam teori
makroekonomi Keynesian atau Keynesian macroeconomics, secara
kasarnya pandangan tersebut meliputi tiga aspek berikut : (a) peranan
pengeluaran agregat, (b) penentuan suku bungan dan peranan uang, dan (c)
peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu tahun
tertentu.
Peranan
pengeluaran agregat Analisis ini menunjukkan
bahwa pengeluaran agregat- dan bukan faktor faktor pengeluaran yang tersedia,
yang akan menentukan sejauh mana kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan diwujudkan dalam suatu waktu atau tahun tertentu.
Analisis ini dinamakan analisis Keynesian sederhana atau Simple
Keynesian. Dinamakan sedemikian oleh karena analisinya belum memperhatikan
dua faktor : (a) efek dari perubahan suku bunga, dan (b) efek perubahan tingkat
harga, kepada kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
Analisi
Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan perubahan kegiatan
ekonomi sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis itu
tidak diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan kualitas
faktor faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor faktor produksi dianggap
tetap. Oleh sebab itu dalam analisis tersebut terdapat pertalian yang erat di
antara pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi, produksi nasional dan
tingkat kesempatan kerja. Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatan
ekonomi, produksi nasional dan kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan
kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
2.2
Kurva Permintaan Agregat (AD)
Dalam memahami kurva AD perlu dipelajari terlebih dahulu
tentang cara menerbitkan kurva AD. kenaikan harga menyebabkan nilai riil
pengeluaran agregat merosot dan menuru kenaikan harga menyebabkan nilai riil
pengeluaran agregat merosot dan menurunkan pendapatan nasional riil pada
keseimbangan. Berdasarkan kepada peristiwa ini, dapat ditunjukkan dua hal
berikut:[1]
a.
Efek
kenaikan harga atas keseimbangan pendapatan nasional.
b.
Cara
mewujudkan kurva permintaan agregat.
Kurva AD dapat
didefinisikan sebagai suatu fungsi (atau
kurva) yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilkukan dalam perekonomian.
Dari
definisi tersebut dapatlah sekarang dengan jelas dipahami perbedaan arti konsep pengeluaran agregat dan permintaan agregat. Pengeluaran agregat
berlaku pada harga tetap, sedangkan permintaan agregatberlaku pada bunga yang
berubah.
Gambar 2.2.1 Kurva AD
Selain itu perlu dipahami juga
sifat dari kurva AD, yakni sebagai berikut:
1.
Tingkat
Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Dalam
suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap.
Tingkat gaji dan upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat
harga berbeda, daya beli pendapatan yang
diperoleh itu adalah berbeda. Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak
barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain: nilai riil pengeluaran
agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga semakin rendah.
2.
Tingkat
Harga, Suku Bunga dan Investasi
Pada
umumnya terdapat perkaitan yang cukup rapat diantara perubahan tingkat harga
dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi rendah,
suku bunga cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi
inflasi, suku bunga cenderung akan menjadi semakin tinggi. Pemilik modal akan
berusaha untuk memperoleh suku bunga riil
yang tetap besarnya danini dilakukan dengan menuntut suku bunga nominal yang
lebih tinggi pada waktu inflasi yang semakin cepat.
Terdapat
perkaitan yang rapat pula di antara suku bunga dengan investasi, yaitu semakin
tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan
investasi menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan
harga akan menimbulkan proses perubhan berikut: (a) harga naik menyebabkan suku
bunga naik, (b) suku bunga naik menyebabkan investasi turun, dan (c) investasi
yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil
merosot.
3.
Tingkat Harga, Ekspor, Impor
Secara
umum dapatdikatakan: (a) apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif
lebih murah, ekspor akan meningkat, dan impor berkurang dan sebaliknya. (b)
apabila barang-barang dalam satu negara adalah relatif lebih mahal ekspor akan
merosot dan impor meningkat.berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan:
a)
Kenaikan
harga akan menurunkan ekspor neto (ekspor dikurangi impor)
b)
Pengurangan
ekspor neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil.
Pembahasan terakhir mengenai
kurva AD adalah perpindahan kurva permintaan agregat AD. Dari uraiuan yang
telah ada di atas dapar dibuat dua rumusan sebagai berikut:
i.
Pertambahan
dalam komponen pengeluaran agregat—kecuali impor, yaitu pertambahan C,I,G dan
X, akan menambah pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
2.3
Kurva Penawaran (AS)
Pembahasan pertama yakni ciri-ciri kurva AS sebagai
berikut:
a)
Pada
ketika pengangguran masih tinggi,kurva penawaran agregat AS relatif landai.
Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaanpada
harga yang relatif tetap karena (a) tingkat penggunaan barang modal belum
mencapaikapasitasnya yang optimum, dan (b) upah masih relatif tetap. Tahap ini
dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
b)
Dari
titik B hingga C—yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan kerja
penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebabnya adalah: pengangguran
sudah semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum.
c)
Sesudah
tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang
berbentuk melengkung dari kiri-bawah ke kanan-atas dengan tingkat kelengkungan
yang semakin lama semakin tinggi.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan
tentang hubungan di antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai
produksi riil (atau pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam sesuatu
perekonomian. Bentuknya
yang melengkung ke atas berarti: semakin tinggi tingkat harga umum, semakin
banyak output nasional yang akan diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam
perekonomian. Uraian berikut menerangkan
faktor-faktor utama yang menyebabkan bentuk kurva AS yang demikian.
Gambar 2.3.1
Kurva Penawaran Agregat AS
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi bentuk kurva AS:
a.
Efek Hukum Hasil Tambahan yang Semakin Berkurang
b.
Pasaran Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat
c.
Tingkat pengangguran dan Tingkat Kenaikan Upah
Hubungan antara tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan
upah dapat dilihat melalui kurva Phillips. Pengertian dari kurva Phillips yaitu
suatu kurva yang menerangkan ciri perhubungan berikut: (a) perhubungan di antara
tingkat kenaikan upah dan tingkat pengangguran, (b) perhubungan di antara
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.[3]
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahawa apabila
tingkat pengangguran naik maka tingkat kenaikan upah menurun sementara itu
apabila tingkat pengangguran turun maka yang terjadi adalah tingkat kenaikan
upha meningkat.
Dari analisis di atas maka dapat menimbulkan implikasi
mengenai bentuk kurva penawaran agregat
AS. Berdasarkan kurva Phillips terhadap kurva penawaran agregat bahwa
semakin tinggi kesempatan kerja maka semakin tinggi pula tingkat upah yang ada.
Apabila tingkat kesempatan kerja tinggi maka tingkat penganggruan yang ada
rendah sehingga tingkat kenaikan upah akan sangat cepat.
Gambar 2.3.2
Menentukan Bentuk Kurva Penawaran Agregat
Kesempatan
kerja yang tinggi menyebabkan upah yang semakin naik yang akan langsung
berdampak pada biaya produksi yang akan dikeluarkan makan produsen akan
meningkatkan harga jual barang yang akan diproduksinya. Dapat disimpulkan bahwa
apabila kesempatan kerja tinggi maka harga di pasar juga akan naik. Di sisi
lain maka pendapatan nasional riil akan naik dikarenakan kesempatan kerja yang
tinggi.
Selanjutnya akan dibahas tentang perpindahan Kurva AS,
berikut adalah perpindahannya dan penyebabnya:
Gambar 2.3.3
Perpindahan Kurva AS
1.
Perpindahan Kurva AS ke atas/ke kiri
Terdapat dua faktor yang menyebabkan perpindahan kurva AS
ke atas atau ke kiri. Yang pertama yakni harga bahan mentah meningkat atau
biaya lain meningkat. Dengan tingkat bahan baku mentah yang naik maka biaya
produksi akan naik dan menyebabkan tingkat harga akan naik. Selain disebabkan
kenaikan harga bahan mentah perpindahan ini juga dapat disebabkan oleh kenaikan
biaya listrik dan air, biaya angkut, dll yang merupakan biaya produksi. Kenaikan
upah tenaga kerja merupakan faktor kedua pergeseran kurva AS. Kenaikan
upah tenaga kerja yang tidak dibarengi dengan kenaikan produktivitas maka akan
menaikkan biaya produksi sehingga harga akan naik dengan tingkat pendapatan
riil yang sama.
2.
Perpindahan Kurva AS ke bawah/ke kanan
Faktor pertama yakni perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat banyak mesin yang lebih
efektif dan efisien dalam memproduksi suatu barang. Dengan adanya hal tersebut
maka dapat menekan biaya produksi yang ada yang secara langsung akan menurun
kan besarnya harga per unit barang tersebut. Faktor kedua yakni
perkembangan infrastruktur. Dengan perkembangan yang ada maka pendistribusian
barang yang telah diproduksi akan menjadi semakin cepat dan mudah. Hal tersebut
dapat mengurangi biaya yang haruys dikeluarkan ketika mendirikan usaha juga
berkaitan dengan biaya angkut yang semakin rendah. Seperti faktor pertama,
biaya yang minim tersebut dapat mneybabkan penurunan biaya produksi maka harga
yang ada pun akan turun. Ketiga yakni, pajak, izin usaha dan
administrasi pemerintah. Dengan mudahnya izin usaha serta administrasi yang disediakan
oleh pemerintah maka biaya produksi yang ada akan turun dan berakibat pada harga yang turun pula.
2.4
Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)
Keseimbangan permintaan penawaran agregat (AD-AS) sering
juga disebut sebagai keseimbangan makroekonomi. Hal tersebut dikarenakan dalam
keseimbangan ini mencantumkan analisis perubahan harga dalam analisisnya.
Keseimbangan tersebut akan tercapai apabila suatu
produsen mencapai situasi dimana ia tidak akan menambah maupun mengurangi jumlah
output yang diproduksinya. Berikut adalah kurva keseimbangan AD-AS:
Gambar 2.4.1
Keseimbangan Makroeknomi (Keseimbangan AD-AS)
Keseimbangan AD-AS itu dapat berubah dengan adanya
berbagai penyebab mulai dari sisi permintaan, penawaran, maupun keduanya. Pertama
yakni perubahan kurva AD. Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diiukti
oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga dan pendapatan
nasional riil ke arah yang bersamaan, yaitu keduanya meningkat atau justru
keduanya merosot.[4]
Kedua yakni
perubahan kurva AS. Analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS
menunjukkan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan harga dan
pendapatan nasional riil ke arah yang bertentangan.
Ketiga
yakni perubahan kurva AD-AS. Ketika jumlah penawaran naik dari E0 ke E1 yakni
AS1. Efek pertama yang dirasakan yakni harga naik dan pendapatan nasional
menurun. Perubahan tersebut akan membuat kurva Ad juga bergeser menjadi AD1. Terbentuklah
keseimbangan baru di E2.
Gambar 2.4.2 Efek
Perubahan Kurva AD atau AS ke kiri
Dimisalkan pemerintah melakukan langkah memperbaiki
infrastruktur, menurunkan berbagai pajak yang harus dibayar
perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Hal tersebut membuar AS menjadi AS1.
Efeknya harga menurun dan pendapatan nasional akan naik. Peningkatan pendapatan
nasional akan meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan permintaan Agregat
dari AD menjadi AD1 dimana keseimbangan baru terbentuk yakni pada E2.
Gambar 2.4.3
Efek Perubahan Kurva AD atau AS ke kanan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurva AD dapat
didefinisikan sebagai suatu fungsi (atau
kurva) yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilkukan dalam perekonomian.
Dari
definisi tersebut dapatlah sekarang dengan jelas dipahami perbedaan arti konsep pengeluaran agregat dan permintaan agregat. Pengeluaran agregat
berlaku pada harga tetap, sedangkan permintaan agregatberlaku pada bunga yang
berubah.
Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang
berbentuk melengkung dari kiri-bawah ke kanan-atas dengan tingkat kelengkungan
yang semakin lama semakin tinggi.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan
tentang hubungan di antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai
produksi riil (atau pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam sesuatu
perekonomian. Bentuknya
yang melengkung ke atas berarti: semakin tinggi tingkat harga umum, semakin
banyak output nasional yang akan diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam
perekonomian.
Keseimbangan permintaan penawaran agregat (AD-AS) sering
juga disebut sebagai keseimbangan makroekonomi. Hal tersebut dikarenakan dalam
keseimbangan ini mencantumkan analisis perubahan harga dalam analisisnya.
Keseimbangan tersebut akan tercapai apabila suatu
produsen mencapai situasi dimana ia tidak akan menambah maupun mengurangi
jumlah output yang diproduksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.2013. Makroekonomi; Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajawali Press.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori
Makro Ekonomi; Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar