Kamis, 13 September 2018

MAKALAH PEMASARAN STRATEGIC



MAKALAH

PEMASARAN STRATEGIC
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peamsaran Bank Syariah



Dosen Pengampu:
Lailatul Qadariyah, S.Hi, M.Ei


Disusun oleh:
Holiyah                      (150721100)
Siti Roibah                (150721100)
Zakiyatur Rahmah     (150721100126)


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (A)
FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

            Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemasaran Strategic ” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah satu materi dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank Syariah. Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Lailatul Qadariyah, S.Hi, M.Ei selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pemasran Bank Syariah dan terima kasih kepada teman – teman yang membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Bangkalan, 22 Maret 2018



Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Strategi....................................................................................... 3
2.2 Pemasaran Strategi.......................................................................................... 6
2.3 Analisis Strategi.............................................................................................. 8
2.4 Perumusan Strategik........................................................................................ 11
2.5 Strategi Pemasaran Bank................................................................................. 14

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19










BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Lembaga bank syariah saat ini tengah mengalami masa pertumbuhan dengan ditandai dengan munculnya unit syariah dari bank-bank konvensional yang telah terlebih dahulu berdiri di negara Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Hingga tahun 2015 tercatat sebnayak 2.950 unit keuangan syariah telah tersebar di seluruh Indonesia.[1]
Lembaga bank syariah sendiri berada di bawah naungan BI (Bank Indonesia) dan di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Selain itu, Bank Syariah di Indonesia juga dijaga ketat oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) yang didirikan oleh MUI guna mengontrol nilai syariah yang dilaksanakan dalam setiap transaksi perbankan tersebut.
Kegiatan utama bank syariah ada dua yakni menghimpun dana dan menyalurkan dana, hal tersebut sama dengan yang dilakukan bank konvensional namun dalam pelaksanaan di dalamnya berbeda secara prinsip dan perhitungan.
Guna melakukan aktivitas keuangan pihak bank pastilah membutuhkan nasabah. Sementara nasabah tidak akan datang ke pihak bank tanpa adanya pengetahuan serta informasi akan produk yang disediakan oleh bank. Hal tersebut menyebabkan bank harus memiliki strategi yang tepat guna meningkatkan volume penjualan produk.
Penentuan strategi dimulai dengan perencanaan strategik yang akan dilaksanakan. Perencanaan sangatlah penting sebelum pelaksanaan diaman setiap persiapan haruslah matang sehingga setiap aktivitas nantinya akan menghasilkan feed back yang baik pula.
Kemudian dilakukan pemasaran serta analisis strategik dimana analisis tersebut ditujukan agar setiap perencanaan yang telah dibuat dievaluasi terlebih dahulu untuk melihat kelemahan maupun kelemahannya.
Strategi yang telah dibuat akan diterapkan dengan harapan strategi tersebut dapat meningkatkan volume penjualan dari produk perbankan yang ditawarkan.
Berdasarkan latar belakanng yang telah dijelaskan maka penulis memutuskan untuk meneliti “Pemasaran Strategik” yang dilakukan Bank Syariah.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana yang dimaksud perencanaan strategik?
2.      Bagaimana yang dimaksud pemasaran strategik?
3.      Bagaimana yang dimaksud analisis strategik?
4.      Bagaimana cara perumusan strategik?
5.      Bagaimana menentukan strategik bank syariah?
1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan strategik.
2.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemasaran strategik.
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud analisis strategik.
4.      Untuk mengetahui cara perumusan strategik.
5.      Untuk mengetahui bagaimana menentukan strategik bank syariah.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Perencanaan Strategi
Perencanaan strategik adalah “proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus antara sasaran organisasi (perbankan) dan sumber daya dan berbagai peluang yang terdapat di dalamnya.”[2]
Perencanaan strategi unit bisnis menurut Ali Hisam[3] adalah “serangkaian cara berpikir untuk menentukan (kemana) arah –tujuan perusahaan-produk itu (akan dibawa)”. Rencana pemasaran lebih difokuskan pada produk/pasar dan pengembangan strategi serta program pemasaran yang baik guna mendapatkan sasaran/tujuan produk. Dengan demikian, rencana pemasaran merupakan instrumen terpadu untuk mengarahkan dan memadukan upaya pemasaran tersebut. Isi rencana pemasaran minimal berisi rangkuman pimpinan, program kegiatan, situasi analisis peluang dan masalah, anggaran laba rugi, pemasaran saat ini, strategi pemasaran,sasaran, dan pengendalian.
Kebanyakan perusahaan besar menentukan strategi pemasarannya menjadi tiga tingkatan, yaitu pemasaran korporasi, perencanaan pemasaran unit bisnis (SUB), dan perencanaan pemasaran fungsional yang kemudian dibuat tabel yang berisi: peluang, tujuan dan sasaran dan alokasi sumber daya yang diperlukan dan sebagainya oleh masing-masing perencanaan.[4]
Proses perencanaan strategi melalui analisis SWOT ini dijalaskan melalui gambar berikut:[5]




INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS STRATEGIS AND WEAKNESSES
VISI
MISI
EXSTERNAL ENVIROMENT ANALYSIS OPPORTUNITY AND THREAT
SWOT ANALISIS
GOAL AND OBJECTIVE FORMULATION
STRATEGY FORMULATION
PROGRAM FORMULATION
IMPLEMENTATIONN
FREDBACK
 AND
CONTROL
 






















Gambar 5.4 Proses Perencanaan Strategi
Keterangan:
VISI         : Konsep serta tujuan bank didirikan (goal) yang akan dicapai dengan batas waktu tertentu sehingga dapat berubah apabila target yang dituju telah dicapai.
MISI        : merupakan hal yang harus ada ketika melakukan kegiatan guna mencapai visi yang diinginkan, yakni ruh dari visi perusahaan.

a.        Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan adalah membahas dan mengidentifikasi faktor yang terdapat di lingkungan perusahaan dalam golongan ancaman, peluang, kekuatan serta kelemahan. Faktor –faktor yang ada dalam masing –masing lingkungan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman):
Faktor peluang serta ancaman yang ada di lingkungan eksternal meliputi:
a.       Lingkungan Jauh
1)        Ekonomi
2)        Sosial
3)        Politik
4)        Tekhnologi
5)        Ekologi
b.      Lingkungan industri
1)        Hambatan masuk
2)        Persaingan antar Perusahaan
3)        Kekuatan pembeli
4)        Ketersediaan Subtitusi
5)        Kekuatan pemasok
c.       Lingkungan Operaional Perusahaan
1)        Pesaing
2)        Kreditor
3)        Pelanggan
4)        Tenaga kerja
Dari faktor yang telah dijelaskan sebelumnya akan dianalisis dimana akan terbagi menjadi ancaman ataupun sebagai peluang.
2.      Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Faktor kekuatan  lingkungan internal adalah sebagai berikut:
a.       Pemasaran
b.      Keuangan dan Akunting
c.       Produksi, Operasi dan Teknik
d.      Personalia
e.       Manajemen mutu
f.       Sistem informasi
g.      Organisasi dan Manajemen Umum
Faktor tersebut dinanlisis untuk diketahui bagian mana yang akan menjadi kekuatan dan mana yang akan menjadi kelemahan.
2.2    Pemasaran Strategi
Pemasaran adalah “suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan membutuhkan dengan menawarkan,  menciptakan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lainnya.”[6] Pada pemasaran strategis dilihat dengan berbagai sudut pandang yaitu pasar dan konsumen. Pemasaran strategis dipakai guna menjadi pelengkap konsep pemasaran yang telah ada sebelumnya.[7]
Sementara menurut Aldila Septiana strategi pemasaran pada dasarnya adalah suatu rencana yang menyeluruh serta teerpadu dan menyatu dibidang pemasaran barang dan jasa.[8] Sedangkan secara spesifik pengertian pemasaran bagi lembaga keuangan/jasa keuangan adalah:
1.         Untuk menilai kebutuhan anggota/nasabah sekarang dan masa yang akan datang
2.         Harus mengetahui pasar yang paling menguntungkan di segala waktu kini dan nanti.
3.         Promosi untuk mencapai tujuan
4.         Untuk menciptakan sasaran pengembangan bisnis untuk mencapai sasaran tersebut
Pemasaran strategi merupakan “suatu proses yang menghasilkan dua jenis keputusan utama”:[9]
1.         Keputusan ini hendaknya berdasarkan pertanyaan “Bagaimana hendaknya kita bersaing dalam pasar tersebut ?”
2.         Keputusan dari suatu produk pasar yang menentukan bagaimana dan dimana sumber-sumber daya yang dialokasikan
3.         Strategis pemasaran berorientasi pada faktor-faktor berikut:
a.         Konsep pemasaran yang memberikan gambaran terhadap fungsi-fungsi pemasaran
b.        Segmentasi pasar dan positioning
c.         Penentuan segmentasi pasar dan positioning
d.        Penentuan pasar/usaha (market business definition)
e.         Daur hidup produk
Dalam mendesain strategi pemasaran, hal yang perlu dilakukan oleh manajemen pemasaran adalah “penerapan konsep STP (segmentation, Targeting, Positioning)”. Konsep ini saling berkaitan satu sama lain, secara garis besar langkah – langkah STP itu terlihat dibawah ini:
Segmentasi Pasar:
1.                  Mengindetifikasikan variabel segmentasi pasar dan mensegmentasi pasar.
2.                  Memberikan atau mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan
Target Pasar
1.      Memilih segmen-segmen pasar
2.      Mengevaluasikan daya perhatian masing-masing segmen
Market Positioning
       I.            Mengindefikasikan konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar
    II.            Memilih mengkomunikasikan dan  mengembangkan konsep positioning yang terpilih

2.3    Analisis Strategi
Dalam merumuskan strategi pemasaran, hendaknya perusahaan menganalisis keadaan terlebih dahulu baik dari luar maupun dari dalam. Karena dengan menganalisis yang baik perusahaan tersebut akan mengambil tindakan yang tepat untuk tujuan dan kepentingan bisnis tersebut di tahun yang akan datang. Adapun  analisis strategi memiliki kegunaaan sebagai berikut:[10]
1.         Membantu perusahaan guna mencapai misi dan tujuannya.
2.         Menentukan misi dan tujuannya dari perusahaan tersebut.
3.         Sebagai tindakan perbaikan serta penyesuaian perusahaan menghadapi situasi dan kondisi.
“Strategi merupakan sebuah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi bisnis berskala besar, serta menggerakkan semua sumber daya perusahaan yang dapat menguntungkan secara aktual dalam bisnis”.[11] 
Adapun keseluruhan dalam menganalisis pemasaran strategis itu didasarkan kepada lingkungan yang sesak kompetisi, maksudnya  jika perusahaan tersebut  ingin memiliki keunggulan pesaing  dengan perusahaan yang lain, maka perusahan tersebut seharusnya mampu untuk menyesuaikan dirinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam menganalisis lingkungan terdapat tiga tujuan dasar yaitu:
1.         Guna mengenali peluang di lingkungan eksternal sebagai contoh, yakni keadaan pasar serta potensi pasar.
2.         Menentukan dasar-dasar sumber daya perusahaan tersebut yang berhubungan serta berkaitan dengan program strategis, maksudnya kelemahan dan kekuatan perusahan tersebut.
3.         Guna memahami  rintangan yang akan dihadapi pada lingkungan eksternal  yakni para pesaing.
Diantara yang diperlukan adalah melakukan analisis pesaing. Metode pertama yaitu menggunakan the competitor Response profil (profil tanggapan pesaing). Dengan alat ini para pemasar bisa memulai melakukan analisis untuk mengetahui serta meramalkan kegiatan yang dilakukan oleh  pesaing. Adapaun yang menjadi tujuan masa yang akan datang dari  suatu perusahaan adalah memaksimalkan sumber daya dan kemampuan perusahaan tersebut. Adapun maksud dari strategi jangka pendek yaitu dilihat dari  apa yang dilaksanakan oleh pesaing, apa yang sanggup dilaksanakan serta bagaimana caranya bersaing dalam jangka pendek.   
Adapun macam-macam  strategi yang bertujuan guna mendapatkan profil tanggapan oleh pesaing yaitu terdiri dari:
1.        Strategi manajemen, yaitu “menggambarkan cara-cara bagaimana perusahan tersebut mencapai strategi investasinya”.
2.        Strategi Investasi, yaitu “menjelaskan tentang penggambaran alokasi sumber-sumber daya dalam menghadapi peluang produk/pasar yang beraneka ragam”.
3.        Strategi pelaksanaan, yaitu “menunjukkan bagaimana melaksanakan strategi manajemen”.
Kemudian perusahaan melihat kemampuan, khususnya kemampuan manajemen, yaitu kemampuan pimpinan perusahaan dalam menjalankan strategi-strategi tersebut. Selanjutnya perusahaan tersebut  membuat asumsi guna menganalisis ketiganyayang akhirnya akan menentukan posisi persaingan.
Metode atau alat lain yang dapat dipergunakan untuk menganalisis pesaing adalah Competitive Profil Matrik (Matriks profil persaingan) dan industry profitability ( kemampuan industry menghasilkan laba). Dengan metode ini maka dapat dilihat hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dari pendatang baru, pembeli, pemasok, dan dari produk atau jasa pengganti. Adapun strategi yang baik tidak hanya mampu memenangkan persaingan tetapi juga mempertahankan keunggulan. jadi sebuah usaha tidak hanya ingin unggul dalam daya saing tetapi harus mampu mempertahankan keunggulan daya saing tersebut.
Adapun penetapan dari  kelemahan dan kekuatan pesaing dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:[12]
1.         Mencari dan mengumpulkan data mengenai sasaran, strategi, dan kinerja pesaing.
2.         Mengetahui market share yang dimiliki pesaing dan etika pesaing terhadap pelanggan.
3.         Mengetahui kekuatan pesaing tentang keuangan, sumber daya, teknologi, manusia, dan lobi di pasar.
4.         mengetahui kelemahan pesaing tentang keuangan, sumber daya, teknologi, manusia, dan lobi di pasar.
Bagi perbankan baik buruknya pesaing dilihat secara detail, misalnya:[13]
1.         Jumlah produk yang ditawarkan.
2.         Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank.
3.         Jumlah nasabah yang dimiliki.
4.         Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank.
5.         Besarnya bunga atau bagi hasil yang ditawarkan.
6.         Banyaknya cabang serta jaringan yang dimiliki.
7.         Besaran biaya operasional serta biaya lainnya oleh pesaing.
8.         Hadiah yang ditawarkan.
9.         Keunggulan produk yang dimiliki oleh pesaing.
10.     Sumber daya manusia yang dimiliki.
11.     Ketepatan dalam melayani nasabah.
12.     Sumber manusia yang dimiliki.
Seluruh data dan informasi yang dibutuhkan bisa dilakukan dengan cara riset pemasaran, baik secra langsung maupun intelijen ke bank pesaing atau lewat lembaga lain. Adapun informasi tentang data pesaing dapat diperoleh dari pelanggan, serta karyawan atau lembaga lain. Adapun pengumpulan metode data ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder maupun data perimer.
Setelah menganalisis pesaing, maka pelangganpun perlu dianalisis. Analisis pelanggan perlu dilakukan karena pelanggan tersebut merupakan fokus utama suatu usaha. Implikasi strategi untuk menghadapi kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda yaitu dengan segmentasi pasar. Yang Juga penting untuk dianalisis adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data statistik dan laporang keuangan harus dilakukan analisis, kemudian rencana strategis perusahaan dan kinerja pada periode berjalan serta rencana dan kinerja pada periode sebelumnya. Jadi penyusunan perencanaan strategis membutuhkan analisis strategis terhadap lingkungan, pasar, pelanggan, pesaing, dan keadaan internal perusahaan.
2.4    Perumusan Strategik
Menentukan metode dalam mencapai tujuan diraih melalui membuat strategi terbaik sementara untuk menentukan strategi yang tepat haruslah memikirkan sasaran yang akan dituju. Menentukan strategi juga memiliki tahan tersendiri agar strategi dapat diaplikasikan pada kegiatan yang dilakukan, berikut adalah beberapa tahapannya[14]:
  1. Menentukan perumusan unit usaha, yakni membagi kepengurusan suatu badan menjadi devisi sesuai keahlian yang akhirnya akan memermudah dalam perencanaan analisis pasar.
  2. Menentukan variabel kunci, membuat skala guna menilai strategi dan kinerja yang telah dilaksanakan dan memilih variabel inti atas usaha.
  3. Memilih industrical economy yang merupakan salah satu bentuk dari perekonomian mikro guna melihat sasaran.
  4. Mengevaluasi strategi yang telah dibuat.
Guna menjalankan tahapan dalam menentukan strategi, diperlukan perangkat serta teknik untuk mengevaluasi strategi yang dilaksanakan guna pengembangan usaha, yakni sebagai berikut[15]:
  1. Daur hidup produk merupakan perangkat yang digunakan pengusaha guna mengetahui  siklus yang akan dilalui suatu produk mulai dari pengenalan hingga penurunan tingkat produksi dan penjualan.
  2. Matriks general electric, matriks jenis ini memiliki dua sisi yakni vertikal yang mendefinisikan daya tarik usaha (bussiness sector prospect) yang dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan pasar[16]. Sementara sisi horizontalnya menjelaskan mengenai kekuatan bisnis (company competitive capabilities[17]) yang dilihat melalui (relative market share[18]).
  3. Matriks hofer, yakni perangkat pemasaran berupa matriks yang dimana variabel vertikalnya berupa stage of the product evolution[19] sementara sisi horizontalnya berupa variabel competitive position[20]. Selain dua sisi tersebut terdapat lingkaran yang menujukkan cakupan industri serta pangsa pasar dari perusahaan tersebut[21].



Stage of Product
Strong
Average
Weak




Development



Growth



Shake out



Maturity satunation



Decline
Competitive Position
  1. Pendekatan patel dan younger, merupakan pendekatan yang memakai dua sisi yaitu kemampuan perusahaan guna memperoleh keuntungan dan posisi kas. Pendekatan ini dipakai guna mempertahankan perencanaan strategis di posisi strategis business unit[22] guna mendapatkan daya saing.
  2. Strategi generik porter, Michael Porter menyebutkan bahwa terdapat tiga strategi dalam menentukan pemikiran strategis. Pertama, biaya terendah dengan cara menekan serta mengefektifkan segala biaya ketika pelaksanakan kegiatan produksi maupun distribusi sehingga didapat biaya terendah yang dengan harag tersebut dapat bersaing dengan rival perusahaan. Kedua, diferensiasi yakni melakukan terobosan dengan menggunakan mutu terbaik dalam setiap produk yang dibuat oleh perusahaan. Ketiga, fokus dimana suatu perusahaan memfokuskan pada bidang tertentu pada segmentasi yang ditetapkan namun tidak melepaskan dua aspek lain yakni biaya terendah dan diferensiasi.
  3. Aliansi strategis, dalam melaksanakan kegiatannya maka perusahaan membutuhkan perencanaan strategis yang salah satunya dapat dilakukan melalui aliansi strategis. Maksud dari aliansi ini yakni saling membantu perusahaan satu dengan yang lain demi mendapatkan biaya yang lebih efesien dan meningkatkan pendapatan. Bentuk aliansi yang adapat dijalankan dapat berupa aliansi produk, aliansi promosi, aliansi logistik, dan juga kolaborasi harga.
2.5    Strategi Pemasaran Bank
Guna menghadapi tantangan globalisasi saat ini, bank harus fokus pada strategi yang berhubungan dengan perluasan pasar dengan cara menambah cabang di berbagai temapat. Secara garis besar terdapat 5 macam strategi yang dapat dilakukan, yakni[23]:
  1. Strategi penetrasi pasar, merupakan “usaha perusahaan (bank) meningkatkan jumlah nasabah baik secara kuantitas maupun kualitas pada pasar saat ini (lama) melalui promosi dan distribusi secara aktif.”
  2. Strategi pengembangan produk, adalah suatu strategi guna meningkatkan jumlah nasabah dengan cara memperbaharui produk yang telah ada dengan ditambah produk baru yang kreatif dan inovatif sesuai dengan yang dibutuhkan pasar sat itu.
  3. Strategi pengembangan pasar, yakni strategi pemasaran yang dimana dilakukan guna menambah jumlah nasabah dengan cara bekerjasama dengan instansi lainnya dikarenakan pasar sudah padat dan pesaing kuat.
  4. Strategi integrasi, yaitu strategi akhir apabila suatu bank telah menghadapi krisi keuangan sehingga diharuskan untuk melakukan merger[24] dengan perusahaan lain.
  5. Strategi diversifikasi, yakni strategi dimana menawarkan varian produk bank pada masyarakat. Diversifikasi sendiri ada dua, yakni diversifikasi konsentrasi (terhadap pasar tertentu) dan diversifikasi konglomerat (terhadap kalangan konglomerat).
Selain dengan cara perluasan cabang usaha, menentukan strategi pemasaran juga dapat menggunakan 9 elemen pemasaran yang terdiri atas[25]:
  1. Strategi
a.       Segmentation, melakukan penetapan atau segmentasi pasar yang dituju, yang menjurus pada segmen pasar yang rasional namun religius.
b.      Targeting, setelah melakukan segmentasi selanjutnya kita memilih satu hal yang meiliki keunggulan lebih dibanding yang lain dan menjadi prioritas.
c.       Positioning, menetapkan posisi produk yang dihasilkan agar memiliki ciri khas dan lebih mudah diingat masyarakat sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang serupa.
  1. Taktik
a.       Differentiation, merupakan strategi bank dalam memperoleh nasabah dengan memberikan produk kualitas terbaik lebih dariproduk pesaing.
b.      Marketing mix (Syukur dan Syahbudin) adalah “penggunaan beberapa unsur variabel pemasaran yang berbeda untuk bisa meraih dan mempengaruhi konsumen secara lebih efektif dan tepat sasaran”, terdiri dari beberapa objek yakni:
1.      Product, diambil dari berbagai akad muamalah yang kemudian diturunkan kepada beberpa produk berdasarkan prinsip jual beli, bagi hasil, dan lainnya. Akad yang terkandung haruslah tidal ada unsur dzalim sehingga menjadi keunggulannya. Strategi ini harus diikuti dengan pembuatan logo dan moto, pembuatan merek dagang, pemilihan packaging, serta keputusan label.
2.      Price, harga yang dimaksud dalam strategi bank syariah yakni margin, bagi hasil, jualah, dan juga fee atas jasa yang dilakukan oleh pihak bank. Besaran biaya yng didapatkan melalui margin bgi hasil bukan ditentukan oleh nisbah[26] bagi hasil melainkan dari seberapa baiknya kinerja suatu bank, semakin baik kinerja bank maka keuntungan bank akan semakin banyak dan nasabah akan mendapatkan keuntungan semakin banyak pula.
3.      Promotion, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang tersedia saat ini, kegiatan ini bertujuan menarik nasabah agar memperoleh informasi tentang produk yng ditawarkan oleh pihak bank yang kemudian akan menjadi stimulus[27] untuk melakukan konsumsi.
4.      Place, gerai maupun cabang bank sangat berpengaruh terhadap volume penjualan produkk perbankan. Dalam menempatkan suatu kantor harusslah berda di tempat yang strategis serta berada di keramaiann agar mudah dijangkau oleh berbagai kalangan yang akan melakukan transaksi perbankan.
5.      People, sumber daya insani haruslah mumpuni serat memiliki kemampuan dalam bidang kesopanan, dan pengetahuan akan produk yang akan ditawarkan.
6.      Process, dalam melakukan kegiatan harus dilakukan dengan seefektif dan seefesien mungkin agar menekan dana yang dikeluarkan sehingga dapat memberikan keuntunganh lebih bagi pihak bank.
7.      physical evidence, merupakan kenyamanan yang harus dibangun oleh pihak bank sehingga siapapun yang masuk ke dalam bank akan merasa berada di rumah sendiri dengan dukungan bangunan yang memadai.
a.       Selling, merupakan kegiatan penjualan yang bertujuan menjalin hubungan hingga jangka panjang. Penjualan memiliki tingakatan, yakni pertama feature selling, kemudian benefit selling, dan akhirnya solution selling.
  1. Value
a.       Brand, positioning serta differentiation bertujuan membangun brand untuk suatu produk dengan didukung marketing mix serta selling yang tepat. Barang yang telah dibuat haruslah dikembangkan dalam segmen dan target pasar ynag sesuai.
b.      Service, meruapakan sarana yang diberikan bank kepada nasabah guna menanyakan hal penting serta memberi masukan untuk kekurangan yang terdapat di bank.
c.       Process, hal ini berorientasi pada customer value[28] dan customer experience serta haruslah diperhatikan adalah kualitas, biaya, dan pesanan.
d.      Customer experience, bank haruslah memberikan layanan optimal agar nasabah puas yang akhirnya akan menimbulkan naiknya kinerja yang berorientasi pada apa yang dibutuhkan nasabah.
















BAB III
PENDAHULUAN
3.1    Kesimpulan
Perencanaan strategik adalah “proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus antara sasaran organisasi (perbankan) dan sumber daya dan berbagai peluang yang terdapat di dalamnya.”[29] Perencanaan strategi unit bisnis menurut Ali Hisam[30] adalah “serangkaian cara berpikir untuk menentukan (kemana) arah –tujuan perusahaan-produk itu (akan dibawa)”.
pemasaran strategis dilihat dengan berbagai sudut pandang yaitu pasar dan konsumen. Pemasaran strategis dipakai guna menjadi pelengkap konsep pemasaran yang telah ada sebelumnya.
Dalam merumuskan strategi pemasaran, hendaknya perusahaan menganalisis keadaan terlebih dahulu baik dari luar maupun dari dalam. Karena dengan menganalisis yang baik perusahaan tersebut akan mengambil tindakan yang tepat untuk tujuan dan kepentingan bisnis tersebut di tahun yang akan datang.
Melakukan perumusan strategik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat, yakni daur hidup produk, matriks general electric, matriks hofer, pendekatan patel dan younger, dan analisis strategis. Sementara itu strategi pemasaran bank syariah dapat dilakukan dengan menggunakan strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar, strategi integrasi, strategi diversifikasi.





DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. Nur Rianto Al. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Hasan, Ali. 2013. Marketing Bank Syariah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hisam, Ali. 2010. Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Strategi Bisnis Bank Syariah; Modul Sertifikasi General Banking Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. The Millenium Editon, New York: Prentice Hall International, Inc.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktisi. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Septiana, Aldila. 2016. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Pamekasan: Duta Media Publishing.
Syukur dan Syahbudin. 2017. Konsep Marketing Mix Syariah. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol. 5 No.1. ISSN 2579-6437.



[1] Kunthi Fahmar Sandy, Market Share Bank Syariah 5%, Sindo News, Jakarta  pada 13 Februari 2015.
[2] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012), 63.
[3] Ali Hisam, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 36.
[4] Ibid, 31
[5] Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktisi, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2008), 50.
[6] Philip Kotler, Marketing Management, (The Millenium Editon, New York: Prentice Hall International, Inc, 2000, p. 7.
[7] M. Nur Arianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012), 70-71.
[8] Aldila Septiana, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2016), 166.
[9] Ibid, 71
[10] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, ( Bandung: Alfabeta, cv, 2012), 71-74
[11] Ali Hasan, Mharketing Bank Syariah, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), 29
[12] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah...,73
[13] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah…,73
[14] Ibid, 74.
[15] Ibid,75.
[16] Tingkat pertumbuhan pasar merupakan tingkat kenaikan ukuran pasar dimana terlihat dalam prosentase seberapa besar pasar tersebut mengalami pertumbuhan per tahunnya.
[17] Company competitive capabilities adalah kemampuan bersaing perusahaan terhadap pesaingnya dalam melakukan semua proses hingga samapai pada konsumen produk yang dibuatnya.
[18] Relative market share merupakan suatu perbandingan volume penjualan suatu perusahaan dengan perusahaan saingannya dalam suatu pasar tertentu.
[19] Stage of the product evolution  merpakan tahap evolusi suatu produk agar produk tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
[20] Competitive position  adalah posisi kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu segmentasi pasar tertentu.
[21] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, 76.
[22] Business unit adah produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu unit guna memenuhi kebutuhan suatu kelompok tertentu.
[23] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, 78-81 dikutip dari Herry Achmad Buchory da Djaslim Saladin, Dasar-dasar Pemasaran Bank, 30-31.
[24] Merger merupakan penggabungan suatu perusahaan satu dengan yang lain, biasa terjadi akibat likuditas.
[25] Ikatan Bankir Indonesia, Strategi Bisnis Bank Syariah; Modul Sertifikasi General Banking Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), 128-138.
[26] Nisbah merupakan prosentase pembagian bagi hasil yang akan diterima nasabah ketika bank membagikan keuntungannya.
[27] Stimulus adalah suatu dorongan berasal dari luar yang menyebabkan seseorang melakukan suatu aktivitas.
[28] Customer value adalah penilaian nasabah terhadap kinerja yang dilakukan oleh pihak bank.
[29] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, 63.
[30] Ali Hisam, Marketing Bank Syariah,36.