MAKALAH
PEMASARAN STRATEGIC
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Peamsaran Bank Syariah
Dosen Pengampu:
Lailatul Qadariyah, S.Hi, M.Ei
Disusun oleh:
Holiyah (150721100)
Siti
Roibah (150721100)
Zakiyatur
Rahmah (150721100126)
PROGRAM STUDI EKONOMI
SYARIAH (A)
FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang memberikan rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemasaran Strategic ” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh
untuk melengkapi salah satu materi dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank
Syariah. Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan
dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Lailatul Qadariyah,
S.Hi, M.Ei selaku Dosen
mata kuliah Manajemen Pemasran Bank Syariah dan terima kasih kepada teman –
teman yang membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.
Bangkalan, 22 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Perencanaan Strategi....................................................................................... 3
2.2
Pemasaran Strategi.......................................................................................... 6
2.3
Analisis Strategi.............................................................................................. 8
2.4
Perumusan Strategik........................................................................................ 11
2.5
Strategi Pemasaran Bank................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lembaga
bank syariah saat ini tengah mengalami masa pertumbuhan dengan ditandai dengan
munculnya unit syariah dari bank-bank konvensional yang telah terlebih dahulu
berdiri di negara Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia.
Hingga tahun 2015 tercatat sebnayak 2.950 unit keuangan syariah telah tersebar
di seluruh Indonesia.[1]
Lembaga
bank syariah sendiri berada di bawah naungan BI (Bank Indonesia) dan di bawah
pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Selain itu, Bank Syariah di Indonesia
juga dijaga ketat oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) yang didirikan oleh MUI
guna mengontrol nilai syariah yang dilaksanakan dalam setiap transaksi
perbankan tersebut.
Kegiatan
utama bank syariah ada dua yakni menghimpun dana dan menyalurkan dana, hal
tersebut sama dengan yang dilakukan bank konvensional namun dalam pelaksanaan
di dalamnya berbeda secara prinsip dan perhitungan.
Guna
melakukan aktivitas keuangan pihak bank pastilah membutuhkan nasabah. Sementara
nasabah tidak akan datang ke pihak bank tanpa adanya pengetahuan serta informasi
akan produk yang disediakan oleh bank. Hal tersebut menyebabkan bank harus memiliki
strategi yang tepat guna meningkatkan volume penjualan produk.
Penentuan
strategi dimulai dengan perencanaan strategik yang akan dilaksanakan. Perencanaan
sangatlah penting sebelum pelaksanaan diaman setiap persiapan haruslah matang
sehingga setiap aktivitas nantinya akan menghasilkan feed back yang baik
pula.
Kemudian
dilakukan pemasaran serta analisis strategik dimana analisis tersebut ditujukan
agar setiap perencanaan yang telah dibuat dievaluasi terlebih dahulu untuk
melihat kelemahan maupun kelemahannya.
Strategi
yang telah dibuat akan diterapkan dengan harapan strategi tersebut dapat meningkatkan
volume penjualan dari produk perbankan yang ditawarkan.
Berdasarkan
latar belakanng yang telah dijelaskan maka penulis memutuskan untuk meneliti
“Pemasaran Strategik” yang dilakukan Bank Syariah.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
yang dimaksud perencanaan strategik?
2.
Bagaimana
yang dimaksud pemasaran strategik?
3.
Bagaimana
yang dimaksud analisis strategik?
4.
Bagaimana
cara perumusan strategik?
5.
Bagaimana
menentukan strategik bank syariah?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan strategik.
2.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan pemasaran strategik.
3.
Untuk
mengetahui yang dimaksud analisis strategik.
4.
Untuk
mengetahui cara perumusan strategik.
5.
Untuk
mengetahui bagaimana menentukan strategik bank syariah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perencanaan Strategi
Perencanaan
strategik adalah “proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan
suatu keserasian yang berlangsung terus antara sasaran organisasi (perbankan)
dan sumber daya dan berbagai peluang yang terdapat di dalamnya.”[2]
Perencanaan
strategi unit bisnis menurut Ali Hisam[3]
adalah “serangkaian cara berpikir untuk menentukan (kemana) arah –tujuan
perusahaan-produk itu (akan dibawa)”. Rencana pemasaran lebih difokuskan pada
produk/pasar dan pengembangan strategi serta program pemasaran yang baik guna mendapatkan
sasaran/tujuan produk. Dengan demikian, rencana pemasaran merupakan instrumen
terpadu untuk mengarahkan dan memadukan upaya pemasaran tersebut. Isi rencana
pemasaran minimal berisi rangkuman pimpinan, program kegiatan, situasi analisis
peluang dan masalah, anggaran laba rugi, pemasaran saat ini, strategi
pemasaran,sasaran, dan pengendalian.
Kebanyakan
perusahaan besar menentukan strategi pemasarannya menjadi tiga tingkatan, yaitu
pemasaran korporasi, perencanaan pemasaran unit bisnis (SUB), dan perencanaan
pemasaran fungsional yang kemudian dibuat tabel yang berisi: peluang, tujuan
dan sasaran dan alokasi sumber daya yang diperlukan dan sebagainya oleh
masing-masing perencanaan.[4]
Proses
perencanaan strategi melalui analisis SWOT ini dijalaskan melalui gambar
berikut:[5]
INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS STRATEGIS AND WEAKNESSES
|
VISI
|
MISI
|
EXSTERNAL
ENVIROMENT ANALYSIS OPPORTUNITY AND THREAT
|
SWOT
ANALISIS
|
GOAL AND
OBJECTIVE FORMULATION
|
STRATEGY FORMULATION
|
PROGRAM FORMULATION
|
IMPLEMENTATIONN
|
FREDBACK
AND
CONTROL
|
Gambar 5.4 Proses Perencanaan Strategi
Keterangan:
VISI : Konsep
serta tujuan bank didirikan (goal) yang akan dicapai dengan batas waktu
tertentu sehingga dapat berubah apabila target yang dituju telah dicapai.
MISI : merupakan
hal yang harus ada ketika melakukan kegiatan guna mencapai visi yang
diinginkan, yakni ruh dari visi perusahaan.
a.
Analisis Lingkungan
Analisis
lingkungan adalah membahas dan mengidentifikasi faktor yang terdapat di
lingkungan perusahaan dalam golongan ancaman, peluang, kekuatan serta
kelemahan. Faktor –faktor yang ada dalam masing –masing lingkungan dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman):
Faktor peluang
serta ancaman yang ada di lingkungan eksternal meliputi:
a.
Lingkungan
Jauh
1)
Ekonomi
2)
Sosial
3)
Politik
4)
Tekhnologi
5)
Ekologi
b.
Lingkungan
industri
1)
Hambatan
masuk
2)
Persaingan
antar Perusahaan
3)
Kekuatan
pembeli
4)
Ketersediaan
Subtitusi
5)
Kekuatan
pemasok
c.
Lingkungan
Operaional Perusahaan
1)
Pesaing
2)
Kreditor
3)
Pelanggan
4)
Tenaga
kerja
Dari faktor
yang telah dijelaskan sebelumnya akan dianalisis dimana akan terbagi menjadi
ancaman ataupun sebagai peluang.
2.
Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Faktor
kekuatan lingkungan internal adalah
sebagai berikut:
a.
Pemasaran
b.
Keuangan
dan Akunting
c.
Produksi,
Operasi dan Teknik
d.
Personalia
e.
Manajemen
mutu
f.
Sistem
informasi
g.
Organisasi
dan Manajemen Umum
Faktor tersebut dinanlisis untuk diketahui bagian mana yang akan
menjadi kekuatan dan mana yang akan menjadi kelemahan.
2.2
Pemasaran Strategi
Pemasaran
adalah “suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan membutuhkan dengan menawarkan, menciptakan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lainnya.”[6]
Pada pemasaran strategis dilihat dengan berbagai sudut pandang yaitu pasar dan
konsumen. Pemasaran strategis dipakai guna menjadi pelengkap konsep pemasaran
yang telah ada sebelumnya.[7]
Sementara
menurut Aldila Septiana strategi pemasaran pada dasarnya adalah suatu rencana
yang menyeluruh serta teerpadu dan menyatu dibidang pemasaran barang dan jasa.[8]
Sedangkan secara spesifik pengertian pemasaran bagi lembaga keuangan/jasa
keuangan adalah:
1.
Untuk
menilai kebutuhan anggota/nasabah sekarang dan masa yang akan datang
2.
Harus
mengetahui pasar yang paling menguntungkan di segala waktu kini dan nanti.
3.
Promosi
untuk mencapai tujuan
4.
Untuk
menciptakan sasaran pengembangan bisnis untuk mencapai sasaran tersebut
Pemasaran
strategi merupakan “suatu proses yang menghasilkan dua jenis keputusan utama”:[9]
1.
Keputusan
ini hendaknya berdasarkan pertanyaan “Bagaimana hendaknya kita bersaing dalam
pasar tersebut ?”
2.
Keputusan
dari suatu produk pasar yang menentukan bagaimana dan dimana sumber-sumber daya
yang dialokasikan
3.
Strategis
pemasaran berorientasi pada faktor-faktor berikut:
a.
Konsep
pemasaran yang memberikan gambaran terhadap fungsi-fungsi pemasaran
b.
Segmentasi
pasar dan positioning
c.
Penentuan
segmentasi pasar dan positioning
d.
Penentuan
pasar/usaha (market business definition)
e.
Daur
hidup produk
Dalam mendesain strategi pemasaran, hal yang perlu dilakukan oleh
manajemen pemasaran adalah “penerapan konsep STP (segmentation, Targeting, Positioning)”.
Konsep ini saling berkaitan satu sama lain, secara garis besar langkah –
langkah STP itu terlihat dibawah ini:
Segmentasi Pasar:
1.
Mengindetifikasikan
variabel segmentasi pasar dan mensegmentasi pasar.
2.
Memberikan
atau mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan
|
Target Pasar
1.
Memilih
segmen-segmen pasar
2.
Mengevaluasikan
daya perhatian masing-masing segmen
|
Market Positioning
I.
Mengindefikasikan
konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar
II.
Memilih
mengkomunikasikan dan mengembangkan
konsep positioning yang terpilih
|
2.3
Analisis Strategi
Dalam
merumuskan strategi pemasaran, hendaknya perusahaan menganalisis keadaan
terlebih dahulu baik dari luar maupun dari dalam. Karena dengan menganalisis
yang baik perusahaan tersebut akan mengambil tindakan yang tepat untuk tujuan
dan kepentingan bisnis tersebut di tahun yang akan datang. Adapun analisis strategi memiliki kegunaaan sebagai
berikut:[10]
1.
Membantu
perusahaan guna mencapai misi dan tujuannya.
2.
Menentukan
misi dan tujuannya dari perusahaan tersebut.
3.
Sebagai
tindakan perbaikan serta penyesuaian perusahaan menghadapi situasi dan kondisi.
“Strategi
merupakan sebuah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi bisnis
berskala besar, serta menggerakkan semua sumber daya perusahaan yang dapat
menguntungkan secara aktual dalam bisnis”.[11]
Adapun
keseluruhan dalam menganalisis pemasaran strategis itu didasarkan kepada
lingkungan yang sesak kompetisi, maksudnya
jika perusahaan tersebut ingin
memiliki keunggulan pesaing dengan
perusahaan yang lain, maka perusahan tersebut seharusnya mampu untuk
menyesuaikan dirinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam
menganalisis lingkungan terdapat tiga tujuan dasar yaitu:
1.
Guna
mengenali peluang di lingkungan eksternal sebagai contoh, yakni keadaan pasar
serta potensi pasar.
2.
Menentukan
dasar-dasar sumber daya perusahaan tersebut yang berhubungan serta berkaitan
dengan program strategis, maksudnya kelemahan dan kekuatan perusahan tersebut.
3.
Guna
memahami rintangan yang akan dihadapi
pada lingkungan eksternal yakni para
pesaing.
Diantara
yang diperlukan adalah melakukan analisis pesaing. Metode pertama yaitu
menggunakan the competitor Response profil (profil tanggapan pesaing).
Dengan alat ini para pemasar bisa memulai melakukan analisis untuk mengetahui
serta meramalkan kegiatan yang dilakukan oleh
pesaing. Adapaun yang menjadi tujuan masa yang akan datang dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan sumber
daya dan kemampuan perusahaan tersebut. Adapun maksud dari strategi jangka
pendek yaitu dilihat dari apa yang
dilaksanakan oleh pesaing, apa yang sanggup dilaksanakan serta bagaimana
caranya bersaing dalam jangka pendek.
Adapun macam-macam strategi
yang bertujuan guna mendapatkan profil tanggapan oleh pesaing yaitu terdiri
dari:
1.
Strategi
manajemen, yaitu “menggambarkan cara-cara bagaimana perusahan tersebut mencapai
strategi investasinya”.
2.
Strategi
Investasi, yaitu “menjelaskan tentang penggambaran alokasi sumber-sumber daya
dalam menghadapi peluang produk/pasar yang beraneka ragam”.
3.
Strategi
pelaksanaan, yaitu “menunjukkan bagaimana melaksanakan strategi manajemen”.
Kemudian
perusahaan melihat kemampuan, khususnya kemampuan manajemen, yaitu kemampuan
pimpinan perusahaan dalam menjalankan strategi-strategi tersebut. Selanjutnya
perusahaan tersebut membuat asumsi guna
menganalisis ketiganyayang akhirnya akan menentukan posisi persaingan.
Metode
atau alat lain yang dapat dipergunakan untuk menganalisis pesaing adalah Competitive
Profil Matrik (Matriks profil persaingan) dan industry profitability (
kemampuan industry menghasilkan laba). Dengan metode ini maka dapat dilihat
hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dari pendatang baru, pembeli,
pemasok, dan dari produk atau jasa pengganti. Adapun strategi yang baik tidak
hanya mampu memenangkan persaingan tetapi juga mempertahankan keunggulan. jadi
sebuah usaha tidak hanya ingin unggul dalam daya saing tetapi harus mampu
mempertahankan keunggulan daya saing tersebut.
Adapun
penetapan dari kelemahan dan kekuatan
pesaing dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:[12]
1.
Mencari
dan mengumpulkan data mengenai sasaran, strategi, dan kinerja pesaing.
2.
Mengetahui
market share yang dimiliki pesaing dan etika pesaing terhadap pelanggan.
3.
Mengetahui
kekuatan pesaing tentang keuangan, sumber daya, teknologi, manusia, dan lobi di
pasar.
4.
mengetahui
kelemahan pesaing tentang keuangan, sumber daya, teknologi, manusia, dan lobi
di pasar.
Bagi
perbankan baik buruknya pesaing dilihat secara detail, misalnya:[13]
1.
Jumlah
produk yang ditawarkan.
2.
Jumlah
dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank.
3.
Jumlah
nasabah yang dimiliki.
4.
Jumlah
pembiayaan yang disalurkan oleh bank.
5.
Besarnya
bunga atau bagi hasil yang ditawarkan.
6.
Banyaknya
cabang serta jaringan yang dimiliki.
7.
Besaran
biaya operasional serta biaya lainnya oleh pesaing.
8.
Hadiah
yang ditawarkan.
9.
Keunggulan
produk yang dimiliki oleh pesaing.
10.
Sumber
daya manusia yang dimiliki.
11.
Ketepatan
dalam melayani nasabah.
12.
Sumber
manusia yang dimiliki.
Seluruh
data dan informasi yang dibutuhkan bisa dilakukan dengan cara riset pemasaran,
baik secra langsung maupun intelijen ke bank pesaing atau lewat lembaga lain.
Adapun informasi tentang data pesaing dapat diperoleh dari pelanggan, serta
karyawan atau lembaga lain. Adapun pengumpulan metode data ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data sekunder maupun data perimer.
Setelah
menganalisis pesaing, maka pelangganpun perlu dianalisis. Analisis pelanggan
perlu dilakukan karena pelanggan tersebut merupakan fokus utama suatu usaha.
Implikasi strategi untuk menghadapi kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda yaitu
dengan segmentasi pasar. Yang Juga penting untuk dianalisis adalah kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Data statistik dan laporang keuangan harus dilakukan
analisis, kemudian rencana strategis perusahaan dan kinerja pada periode
berjalan serta rencana dan kinerja pada periode sebelumnya. Jadi penyusunan
perencanaan strategis membutuhkan analisis strategis terhadap lingkungan,
pasar, pelanggan, pesaing, dan keadaan internal perusahaan.
2.4
Perumusan
Strategik
Menentukan metode dalam
mencapai tujuan diraih melalui membuat strategi terbaik sementara untuk
menentukan strategi yang tepat haruslah memikirkan sasaran yang akan dituju. Menentukan
strategi juga memiliki tahan tersendiri agar strategi dapat diaplikasikan pada
kegiatan yang dilakukan, berikut adalah beberapa tahapannya[14]:
- Menentukan perumusan unit usaha, yakni membagi kepengurusan suatu badan menjadi devisi sesuai keahlian yang akhirnya akan memermudah dalam perencanaan analisis pasar.
- Menentukan variabel kunci, membuat skala guna menilai strategi dan kinerja yang telah dilaksanakan dan memilih variabel inti atas usaha.
- Memilih industrical economy yang merupakan salah satu bentuk dari perekonomian mikro guna melihat sasaran.
- Mengevaluasi strategi yang telah dibuat.
Guna menjalankan
tahapan dalam menentukan strategi, diperlukan perangkat serta teknik untuk
mengevaluasi strategi yang dilaksanakan guna pengembangan usaha, yakni sebagai
berikut[15]:
- Daur hidup produk merupakan perangkat yang digunakan pengusaha guna mengetahui siklus yang akan dilalui suatu produk mulai dari pengenalan hingga penurunan tingkat produksi dan penjualan.
- Matriks general electric, matriks jenis ini memiliki dua sisi yakni vertikal yang mendefinisikan daya tarik usaha (bussiness sector prospect) yang dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan pasar[16]. Sementara sisi horizontalnya menjelaskan mengenai kekuatan bisnis (company competitive capabilities[17]) yang dilihat melalui (relative market share[18]).
- Matriks hofer, yakni perangkat pemasaran berupa matriks yang dimana variabel vertikalnya berupa stage of the product evolution[19] sementara sisi horizontalnya berupa variabel competitive position[20]. Selain dua sisi tersebut terdapat lingkaran yang menujukkan cakupan industri serta pangsa pasar dari perusahaan tersebut[21].
Stage of Product
|
Strong
|
Average
|
Weak
|
|
|
|
|
Development
|
|
|
|
|
Growth
|
|
|
|
|
Shake out
|
|
|
|
|
Maturity satunation
|
|
|
|
|
Decline
|
|
Competitive Position
|
- Pendekatan patel dan younger, merupakan pendekatan yang memakai dua sisi yaitu kemampuan perusahaan guna memperoleh keuntungan dan posisi kas. Pendekatan ini dipakai guna mempertahankan perencanaan strategis di posisi strategis business unit[22] guna mendapatkan daya saing.
- Strategi generik porter, Michael Porter menyebutkan bahwa terdapat tiga strategi dalam menentukan pemikiran strategis. Pertama, biaya terendah dengan cara menekan serta mengefektifkan segala biaya ketika pelaksanakan kegiatan produksi maupun distribusi sehingga didapat biaya terendah yang dengan harag tersebut dapat bersaing dengan rival perusahaan. Kedua, diferensiasi yakni melakukan terobosan dengan menggunakan mutu terbaik dalam setiap produk yang dibuat oleh perusahaan. Ketiga, fokus dimana suatu perusahaan memfokuskan pada bidang tertentu pada segmentasi yang ditetapkan namun tidak melepaskan dua aspek lain yakni biaya terendah dan diferensiasi.
- Aliansi strategis, dalam melaksanakan kegiatannya maka perusahaan membutuhkan perencanaan strategis yang salah satunya dapat dilakukan melalui aliansi strategis. Maksud dari aliansi ini yakni saling membantu perusahaan satu dengan yang lain demi mendapatkan biaya yang lebih efesien dan meningkatkan pendapatan. Bentuk aliansi yang adapat dijalankan dapat berupa aliansi produk, aliansi promosi, aliansi logistik, dan juga kolaborasi harga.
2.5 Strategi Pemasaran Bank
Guna menghadapi
tantangan globalisasi saat ini, bank harus fokus pada strategi yang berhubungan
dengan perluasan pasar dengan cara menambah cabang di berbagai temapat. Secara
garis besar terdapat 5 macam strategi yang dapat dilakukan, yakni[23]:
- Strategi penetrasi pasar, merupakan “usaha perusahaan (bank) meningkatkan jumlah nasabah baik secara kuantitas maupun kualitas pada pasar saat ini (lama) melalui promosi dan distribusi secara aktif.”
- Strategi pengembangan produk, adalah suatu strategi guna meningkatkan jumlah nasabah dengan cara memperbaharui produk yang telah ada dengan ditambah produk baru yang kreatif dan inovatif sesuai dengan yang dibutuhkan pasar sat itu.
- Strategi pengembangan pasar, yakni strategi pemasaran yang dimana dilakukan guna menambah jumlah nasabah dengan cara bekerjasama dengan instansi lainnya dikarenakan pasar sudah padat dan pesaing kuat.
- Strategi integrasi, yaitu strategi akhir apabila suatu bank telah menghadapi krisi keuangan sehingga diharuskan untuk melakukan merger[24] dengan perusahaan lain.
- Strategi diversifikasi, yakni strategi dimana menawarkan varian produk bank pada masyarakat. Diversifikasi sendiri ada dua, yakni diversifikasi konsentrasi (terhadap pasar tertentu) dan diversifikasi konglomerat (terhadap kalangan konglomerat).
Selain dengan cara
perluasan cabang usaha, menentukan strategi pemasaran juga dapat menggunakan 9
elemen pemasaran yang terdiri atas[25]:
- Strategi
a. Segmentation, melakukan penetapan
atau segmentasi pasar yang dituju, yang menjurus pada segmen pasar yang
rasional namun religius.
b. Targeting, setelah melakukan
segmentasi selanjutnya kita memilih satu hal yang meiliki keunggulan lebih
dibanding yang lain dan menjadi prioritas.
c. Positioning, menetapkan posisi
produk yang dihasilkan agar memiliki ciri khas dan lebih mudah diingat
masyarakat sehingga dapat bersaing dengan produk lain yang serupa.
- Taktik
a. Differentiation, merupakan
strategi bank dalam memperoleh nasabah dengan memberikan produk kualitas
terbaik lebih dariproduk pesaing.
b. Marketing mix (Syukur dan
Syahbudin) adalah “penggunaan beberapa unsur variabel pemasaran yang berbeda
untuk bisa meraih dan mempengaruhi konsumen secara lebih efektif dan tepat
sasaran”, terdiri dari beberapa objek yakni:
1. Product, diambil dari berbagai
akad muamalah yang kemudian diturunkan kepada beberpa produk berdasarkan
prinsip jual beli, bagi hasil, dan lainnya. Akad yang terkandung haruslah tidal
ada unsur dzalim sehingga menjadi keunggulannya. Strategi ini harus diikuti
dengan pembuatan logo dan moto, pembuatan merek dagang, pemilihan packaging,
serta keputusan label.
2. Price, harga yang dimaksud
dalam strategi bank syariah yakni margin, bagi hasil, jualah, dan juga fee atas
jasa yang dilakukan oleh pihak bank. Besaran biaya yng didapatkan melalui
margin bgi hasil bukan ditentukan oleh nisbah[26]
bagi hasil melainkan dari seberapa baiknya kinerja suatu bank, semakin baik
kinerja bank maka keuntungan bank akan semakin banyak dan nasabah akan
mendapatkan keuntungan semakin banyak pula.
3. Promotion, hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang tersedia saat ini, kegiatan
ini bertujuan menarik nasabah agar memperoleh informasi tentang produk yng
ditawarkan oleh pihak bank yang kemudian akan menjadi stimulus[27]
untuk melakukan konsumsi.
4. Place, gerai maupun cabang
bank sangat berpengaruh terhadap volume penjualan produkk perbankan. Dalam
menempatkan suatu kantor harusslah berda di tempat yang strategis serta berada
di keramaiann agar mudah dijangkau oleh berbagai kalangan yang akan melakukan
transaksi perbankan.
5. People, sumber daya insani
haruslah mumpuni serat memiliki kemampuan dalam bidang kesopanan, dan
pengetahuan akan produk yang akan ditawarkan.
6. Process, dalam melakukan
kegiatan harus dilakukan dengan seefektif dan seefesien mungkin agar menekan
dana yang dikeluarkan sehingga dapat memberikan keuntunganh lebih bagi pihak
bank.
7. physical evidence, merupakan
kenyamanan yang harus dibangun oleh pihak bank sehingga siapapun yang masuk ke
dalam bank akan merasa berada di rumah sendiri dengan dukungan bangunan yang
memadai.
a. Selling, merupakan kegiatan penjualan
yang bertujuan menjalin hubungan hingga jangka panjang. Penjualan memiliki
tingakatan, yakni pertama feature selling, kemudian benefit selling,
dan akhirnya solution selling.
- Value
a. Brand, positioning serta differentiation
bertujuan membangun brand untuk suatu produk dengan didukung marketing
mix serta selling yang tepat. Barang yang telah dibuat haruslah
dikembangkan dalam segmen dan target pasar ynag sesuai.
b. Service, meruapakan sarana
yang diberikan bank kepada nasabah guna menanyakan hal penting serta memberi
masukan untuk kekurangan yang terdapat di bank.
c. Process, hal ini berorientasi
pada customer value[28]
dan customer experience serta haruslah diperhatikan adalah kualitas,
biaya, dan pesanan.
d. Customer experience,
bank haruslah memberikan layanan optimal agar nasabah puas yang akhirnya akan
menimbulkan naiknya kinerja yang berorientasi pada apa yang dibutuhkan nasabah.
BAB III
PENDAHULUAN
3.1
Kesimpulan
Perencanaan
strategik adalah “proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan
suatu keserasian yang berlangsung terus antara sasaran organisasi (perbankan)
dan sumber daya dan berbagai peluang yang terdapat di dalamnya.”[29] Perencanaan
strategi unit bisnis menurut Ali Hisam[30]
adalah “serangkaian cara berpikir untuk menentukan (kemana) arah –tujuan
perusahaan-produk itu (akan dibawa)”.
pemasaran
strategis dilihat dengan berbagai sudut pandang yaitu pasar dan konsumen.
Pemasaran strategis dipakai guna menjadi pelengkap konsep pemasaran yang telah
ada sebelumnya.
Dalam
merumuskan strategi pemasaran, hendaknya perusahaan menganalisis keadaan
terlebih dahulu baik dari luar maupun dari dalam. Karena dengan menganalisis
yang baik perusahaan tersebut akan mengambil tindakan yang tepat untuk tujuan
dan kepentingan bisnis tersebut di tahun yang akan datang.
Melakukan
perumusan strategik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa perangkat,
yakni daur hidup produk, matriks general electric, matriks hofer, pendekatan
patel dan younger, dan analisis strategis. Sementara itu strategi pemasaran
bank syariah dapat dilakukan dengan menggunakan strategi penetrasi pasar,
strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar, strategi integrasi, strategi
diversifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. Nur
Rianto Al. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Hasan, Ali.
2013. Marketing Bank Syariah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hisam, Ali.
2010. Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ikatan Bankir
Indonesia. 2015. Strategi Bisnis Bank Syariah; Modul Sertifikasi General
Banking Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip.
2000. Marketing Management. The Millenium Editon, New York: Prentice
Hall International, Inc.
Laksana, Fajar.
2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktisi. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Septiana, Aldila.
2016. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Pamekasan: Duta Media Publishing.
Syukur dan
Syahbudin. 2017. Konsep Marketing Mix Syariah. Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah. Vol. 5 No.1. ISSN 2579-6437.
[1] Kunthi Fahmar Sandy,
Market Share Bank Syariah 5%, Sindo News, Jakarta pada 13 Februari 2015.
[2] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar
Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2012), 63.
[3] Ali Hisam, Marketing Bank Syariah,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 36.
[4] Ibid, 31
[5] Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran
Pendekatan Praktisi, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2008), 50.
[6]
Philip Kotler, Marketing Management, (The Millenium Editon, New York: Prentice
Hall International, Inc, 2000, p. 7.
[7]
M. Nur Arianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2012), 70-71.
[8]
Aldila Septiana, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Pamekasan: Duta Media
Publishing, 2016), 166.
[9]
Ibid, 71
[10]
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, ( Bandung:
Alfabeta, cv, 2012), 71-74
[11]
Ali Hasan, Mharketing Bank Syariah, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013),
29
[12]
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah...,73
[13]
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah…,73
[14] Ibid, 74.
[15] Ibid,75.
[16] Tingkat pertumbuhan pasar merupakan
tingkat kenaikan ukuran pasar dimana terlihat dalam prosentase seberapa besar
pasar tersebut mengalami pertumbuhan per tahunnya.
[17] Company competitive capabilities
adalah kemampuan bersaing perusahaan terhadap pesaingnya dalam melakukan semua
proses hingga samapai pada konsumen produk yang dibuatnya.
[18] Relative market share
merupakan suatu perbandingan volume penjualan suatu perusahaan dengan
perusahaan saingannya dalam suatu pasar tertentu.
[19] Stage of the product evolution merpakan tahap evolusi
suatu produk agar produk tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
[20] Competitive position adalah posisi
kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu segmentasi pasar tertentu.
[21] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar
Pemasaran Bank Syariah, 76.
[22] Business unit adah produk atau
jasa yang dihasilkan oleh suatu unit guna memenuhi kebutuhan suatu kelompok
tertentu.
[23] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar
Pemasaran Bank Syariah, 78-81 dikutip dari Herry Achmad Buchory da Djaslim
Saladin, Dasar-dasar Pemasaran Bank, 30-31.
[24] Merger merupakan penggabungan
suatu perusahaan satu dengan yang lain, biasa terjadi akibat likuditas.
[25] Ikatan Bankir Indonesia, Strategi
Bisnis Bank Syariah; Modul Sertifikasi General Banking Syariah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2015), 128-138.
[26] Nisbah merupakan prosentase pembagian
bagi hasil yang akan diterima nasabah ketika bank membagikan keuntungannya.
[27] Stimulus adalah suatu dorongan
berasal dari luar yang menyebabkan seseorang melakukan suatu aktivitas.
[28] Customer value adalah penilaian
nasabah terhadap kinerja yang dilakukan oleh pihak bank.
[29] M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar
Pemasaran Bank Syariah, 63.
[30] Ali Hisam, Marketing Bank Syariah,36.