MAKALAH
PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam
Dosen pembimbing :
Shofiyun Nahidloh S.Ag, M.Hi
Disusun
oleh :
1. Zakiyatur Rahmah
2. Hidayatut Thoyyibah
3. Mursyidi Abror
4. Alfu Hikmah
EKONOMI
SYARIAH
FAKULTAS
ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan Allah SWT, karena
dengan berkat rahmat dan hidayahNya, makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu
dosen Shofiyun Nahidloh S.Ag M.Hi yang telah membimbing dan memberikan ilmunya
kepada kami, dan tidak luput juga kami ucapkan terima kasih banyak kepada
teman-teman yang ikut menyumbang
pikirannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami memohon maaf kepada ibu dosen Shofiyun Nahidloh
S.Ag, M.Hi khusunya dan umumnya kepada para pembaca apabila menemukan kesalahan
atau kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun
isinya, kami mengharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun kepada semua
pembaca demi lebih baiknya makalah ini.
Bangkalan,
16 September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A.
Sejarah awal study Islam............................................................................ 3
B. Metode pembelajaran................................................................................. 4
C. Perkembangan studi
Islam di Negara muslim............................................ 4
D. Perkembangan studi
Islam di Barat........................................................... 5
E. Perkembangan studi
Islam di Asia Tenggara.............................................. 14
Bab
III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................. 22
Daftar
Pustaka....................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah perkembangan studi Islam di
kalangan ilmuan muslim dari masa kemasa, ada banyak sekali kisah yang dapat
dipelajari. Sejarah perkembangan studi Islam ini merupqkqn bidang study yang
banyak menarik perhatian para penelitian, baik dari kalangan sarjana muslim
maupun nonmuslim. Karena dari hasil penelitian itu banyak manfaat yang dapat di
peroleh untuk landasan study. Entahkah dari perkembangan, pendekatan, cara,
ataupun hal-hal yang lain yang berkaitan dengan pembelajaran.
Selama ini informasi mengenai
sejarah perkembangan study Islam banyak berasal dari penelitian sarjana
nonmoslem (orang barat) dikarenakan mereka memiliki etos penelitian yang sangat
tinggi dan didukung oleh dana yang banyak serta kemauan politik yang kuat dari
pemimpinnya. Sedangkan penelitian dari kalangan sarjana Islam sendiri tidak
bisa berkembang di karenakan keilmuannya masih rendah dan belum ada keahlian di
bidang penelitian tersebut. Selain itu dana dan politik dari pemerintahnya
sangat kondusif.
Proses pendidikan sebenarnya
berasal telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembangnya social budaya
manusia di bumi ini. Proses perkembangan itu bersumber dari Islam yang terambil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimana
sejarah awal study Islam ?
2. Bagaimana
metode pembelajaran Islam ?
3. Bagaimana
perkembangan lembaga pendidikan Islam ?
4. Bagaimana
munculnya studi Islam ?
5. Bagaimana perkembangan studi Islam di negara-negara
Barat?
6. Bagaimana perkembangan studi Islam di Asia Tenggara?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan masalah di atas, maka
tujuan di tulisnya makalah ini adalah :
1. Mengetahui
sejarah awal studi Islam.
2. Mengatahui
metode pembelajaran Islam.
3. Mengetahui
perkembangan lembaga pendidikan Islam.
4. Mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Mengetahui perkembangan studi Islam di negara-negara Barat.
6. Mengetahui perkembangan studi Islam di Asia Tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Awal Studi Islam
Masa
kejayaaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan Islam
berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam
dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam
berbagai pusat kebudayaan Islam.
Lembaga-lembaga pendidikan sanagat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola
kehidupan dan pola budaya umat Islam. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang
melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan
berbagai macam aspek budaya umat Islam.
Pendidikan
Islam mencapai puncak kejayaan pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa
pemerintahan Harun Ar-Rosyid (170-193). Karena beliau adalah ahli ilmu
pengetahuan dan mempunyai kecerdasan serta didukung Negara dalam kondisi aman,
tenang dan dalam masa pembangunan sehingga dunia Islam pada saat itu diwarnai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum
sekolah tingkat rendah adalah al-Qur’an, agama, membaca, menulis, dan sya’ir.
Di istana-istana biasanya ditegaskan pentingnya pengajaran khitabah, ilmu
sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, ilmu-ilmu pokok seperti al-Qur’an,
syair dan fiqih.
Di
lembaga-lembaga pendidikan formal, seperti masjid, kurikulumnya adalah ilmu
agama dengan Al-Qur’an sebagai intinya. Selain itu hadits dan tafsir. Dan
selain itu, adapula system pengajaran cara berdakwah dengan baik, karena
merupakan peran penting dalam kehidupan keagamaan dan pendidikan Islam di
kalangan masyarakat. Ada 3 hal yang harus di pelajari dalam berdakwah,
1. Al-Ma’ani
yang membahas perbedaan kalimat bagaimana dan bagaimana melafalkannya dengan
jelas.
2. Al-Bayan
yang menagajarkan dalam berekspresi, mengeluarkan ide-ide dengan fasih dan tidak mengandung arti
ganda.
3. Al-Badi yang membahas kata-kata indah dan
hiasan kata dalam pidato.
B. Metode
Pembelajaran
Metode
pengajaran yang dipakai pada masa dinasti Abbasiyah dapat di kelompokkan
menjadi 3 maca, yaitu :
1. Metode
Lisan
Metode
ini dapat berupa dikte, ceramah, qiro’ah, dan dapat berupa diskusi.
2. Metode
Hafalan
Metode
ini dilakukan oleh murid dengan cara membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di
benak mereka.
3. Metode
Tulisan
Metode
ini merupakan metode pengkopian karya-karya ulama’ atau penggandaan buku.
C. Perkembangan
Studi Islam Di Negara Muslim
Study
Islam di Negara-negara muslim telah lama ada. Ditandai dengan sebuah perguruan
tinggi (PT) Nizamiyah di Bahdad yang berdiri pada tahun 455 H/1063 M. PT ini di
lengkapi dengan perpustakaan, yang bernama Bait
al-Hikmah, yang di bangun oleh kholifah Al-makmun (813-833 M). salah
seorang ulama’ besar yang pernah megajar disana, adalah ahli pikir Islam tersebar Abu
Hamid Al-Ghozali (1058-1111 M) yang terkenal dengan sebutan Imam al-Ghozali.
Akan tetpi Perguruan Tinggi ini hanya sempat hidup selama hampir dua abad dikarenakan
penyerbuan banggsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 M.
Selanjutnya
berdiri pusat-pusat study Islam seperti Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Pada
masa pemerintahan Al-Hakim Biamrillah Khalifah keenam dari Daulat Fathimiyah,
ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahira yang di beri nama Bait
AL-Hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan).
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah ditumbangkan
oleh Sulthan Salahuddin Al-Ayyuubi yang mendirikan Daulat Al-Ayyubiyah
(1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyyah di Bahdad
sehingga kurikulum yang ada di PT al-Azhar yang mengalami perombakan total,
dari aliran Syiah kepada aliran Sunni. Akan
tetapi PT Al-Azhar ini dapat bertahan dari abad 10 M sampai abad 20 M.
Di
Universitas Al
Azhar itu proses pembelajaran di bedakan antara laki- laki dengan perempuan,
beda dengan Universitas-Universitas yang lain seperti Universitas Umul Qura di
Arab Saudi, Universita Taheran di Taheran
D. Perkembangan
Studi Islam di Barat
Kontak Islam dengan Barat (Eropa)
dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: (1) di masa kejayaan Islam (abad
ke 8 M) dan (2) di masa renaissance/ runtuhnya muslim.
1. Fase
Kejayaan Muslim
Kontak
pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan
tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan tinggi
muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia belahan barat
ada di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada
fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak
abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada
abad ke-14.
Kemudian setelah ilmu-ilmu yang dahulunya dikembangkan
muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat, dirasakan
banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan
dirasakan dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa
ilmuan melakukan usaha pembersihan.
2. Fase
Renaissance/ Runtuhnya Muslim
Selama abad renaissance Eropa menguasai
dunia untuk mencari mata dagangan, komersial, dan penyebaran agama. Kedatangan
muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya Eropa Barat dilatar belakangi oleh
dua alasan pokok, yakni: (1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi. Alasan
politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Adapun alasan ekonomi adalah
untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan negara-negara Eropa Barat.
Islam di daerah barat memang
bukanlah hal bau lagi bagi dunia. Menurut Abdullah (2006) kajian studi Islam
Barat sudah mulai sejak abad ke-13. Di masa ini Universitar di Prancis begitu
giat dalam mempelajari karya-karya sarjana mulim seperti, Ibnu Sina, Al-Faraby dan
Ibnu Rusyd. Pemikiran Ibnu Rusyd bahkan menjadi trensetter sehingga membentuk
sebuah komunitas yang dinamakan “Averoisme”.
Selain itu, karya Ibnu Rusyd yang
berupa buku berjudul Fasl Al-Maqal juga menjadi buku rujukan para pelajar Eropa.
Filsuf muslim lain yang karyanya
juga dijadikan rujukan adalah Ibnu Sina. Ia memiliki karya yang berjudul Al-
Qanun Fi Al- Tibb yang membahas tentang masalah kedokteran.
Dunia Islam, pada abad ke-19 menurut
beberapa ahli menjadi salah satu “situs arkeologis” yang paling eksotis untuk
dikaji.
Islam di daerah barat dipelopori
oleh orientalis yakni para ahli ketimuran khususnya Islam. Studi Islam yang para
orientalis lakukan menyangkut berbagai aspek. Namun ada juga yang hanya
memfokuskan pada hal-hal tertentu. Contohnya adalah, Ignaz Goldziher, yang
membahas tentang hadist lewat bukunya yang berjudul Muhammadenische Studien
(1890 M). Hal ini juga diikuti oleh Joseph Schact yang memiliki buku berjuul
The Origin Of Muhammadan Jurisprudence (1950) dan juga buku yang berjudul An
Introdution To Islamic Law.
- Pusat-Pusat Kajian Islam di Barat
a.
Perkembangan Islam di Canada
Islam dikenal di daerah ini mulai tahun
1854. Bukti dari penyataan ini adalah adanya seseorang yang bernama Agnes dan James
Love yang berasal dari Skotlandia. James lahir tahun 1854 dan dia merupakan
muslim pertama yang lahir di Ontario. Terdapat satu pasangan Muslim lain yang
bernama John dan Martha Simon yang kemudian pindah ke Canada tahun 1871. Pada
tahun 1871 di catatan sipil tercatat sebanyak 13 orang beragama Islam. mereka
adalah keturunan Lebanon. Mereka juga mendirikan masjid Al-Rashid yang berada
di Edmonton, Alberta pada 1938.
Komunitas muslim terbesar saat ini
berada di Toronto dengan jumlah muslim sebanyak 250 ribu jiwa. Di kota ini juga
terdapat lebih dari 20 masjid.
Menurut survei kependudukan yang
dilaksanakan di Canada, islam tumbuh sangat pesat dan melebihi semua agama yang
lain. Dan badan Statistik Canada memprediksi pada 2017 populasi Muslim
meningkat sebanyak 160 persen. Hal ini membuat tebentuknya beberapa organisasi
seperti Kongres Islam Kanada (CIC) dan Asosiasi Muslim Kanada (MAC).
Organisasi-organisasi ini bahkan telah memiliki sekolah sendiri bagi para warga
Muslim.
Muslim di Kanada hidup dengan damai
dan berbaur dengan warga lain yang non Muslim. Bahkan, para wanita Muslim
diperbolehkan untuk memakai hijab ketika mereka beraktifitas.
Anwar dkk., (2009:44) dengan
mengutip pendapat Jamali Sahrodi mengemukakan bahwa kajian studi Islam di
Kanada pertama kali dilakukan di McGill University dengan tokoh utamanya Wilfred
Cantwell Smith.[1]
Gagasan kajian ini dikarenakan
banyaknya konflik yang timbul akibat isu agama. Hal tersebut yang membuat Smith
membuka pusat kajian agar para sarjana Barat paham akan ajaran Islam dan
mengurangi kesalahpahaman diantara mereka. Kemudian pusat kajian ini berkembang
hingga memiliki departemen tersendiri. Untuk lebih meperbanyak hasil penelitian
tentang Islam, mereka juga mengundang para peneliti, profesor, dan guru-guru
besar dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia.
Studi ini bertujuan untuk menekuni
kajian budaya dan peradaban Islam dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai
kontemporer. Tujuan lainnya adalah memahami ajaran Islam dan masyarakat muslim
di seluruh dunia. Tujuan ketiga adalah mempelajari beberapa bahasa muslim.
b.
Perkembangan Islam di Amerika
Islam adalah bagian dari masa lalu
Amerika. Edward E. Curtis adalah seorang profesor studi agama dan studi Amerika
di Indiana University Purdue University Indianapolis. Dalam bukunya “Muslim di
Amerika”, mengatakan bahwa muslim selalu menjadi bagian dari Amerika Serikat,
bahkan sebelum (AS) menjadi sebuah bangsa.[2]
Beliau meneliti sejarah islam di
Amerika dan bagaimana peranan para Muslim dalam awal pembentukan negara
Amerika. Menurutnya, muslim pertama yang ada di negara ini berasal dari
Spanyol. Bahkan, kata Curtis dokumen-dokumen kolonial, termasuk jurnal, catatan
pengadilan, dan tagihan penjualan untuk budak, menunjukkan adanya muslim di
Amerika Utara yang berbahasa Inggris.[3]
Kita masih ingat peristiwa bom Bali
dan juga peristiwa 11 September yang menewaskan banyak warga Amerika saa itu.
Justru hal itu yang sangat aneh, setelah adanya peristiwa itu warga Amerika justru
berbondong-bondong untuk masuk Islam. Memang awalnya Islam di cap sebagai negara
yang teroris dan mengajarkan kekerasan. Namun, pada kenyataannya begitu banyak
warga non Muslim yang masuk Islam. Mereka begitu penasaran dengan Islam setelah
adanya peristiwa itu. Mereka mulai mencari tahu tentang ajaran-ajaran islam
baik langsung dari Al-Qur’an maupun buku-buku tengtang agama pembawa
kebahagiaan ini. Mereka menemukan pengisi kekosongan hati yang selama ini
mereka cari.
Terdapat berbagai alasan mengapa
para warga non muslim ini malah masuk ke agama islam. Pertama, kehidupan mereka
sebelumnya hanya diisi dengan urusan duniawi sehingga mereka merasa terdapat
suatu kekosongan di diri mereka sendiri.
Kedua, setelah mempelajari dan
masuk Islam, mereka merasakan ketenangan dan kedamaian karena merasa hubungan
dengan Allah SWT itu langsung dan dekat.
Ketiga, mereka bahkan menemukan
kebenaran yang selama ini mereka cari dalam hidup ini. Semisal tentang keesaan Tuhan,
kemurnian kitab suci, dan sebagainya.
Keempat, para kaum wanita merasa
bahwa harkat dan derajat mereka lebih tinggi dalam islam. Mereka merasa lebih
dihargai dan dihormati di agama ini.
Di Chicago, kajian Islam
diselenggarakan di Chicago University. Dalam lembaga kajian ini dikaji tentang
pemikiran Islam, bahasa Arab, naskah-naskah klasik, dan bahasa-bahasa Islam
non-Arab.
Di UCLA, studi Islam dibagi menjadi
bebrapa cabang ilmu. Pertama, mengenai doktrin agama Islam dalam pemikiran
Islam, termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum, dan lain-lain. Ketiga,
bahasa-bahasa non-Arab yang muslim, seperti Turki, Urdu, Persia, dan
sebagainya, sebagai bahasa yang dianggap telah melahirkan kebudayaan Islam. Yang
keempat, ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa Arab, dan sosiologi. Selain itu,
terdapat suatu kewajiban menguasai
secara pasif, satu atau dua bahasa Eropa.
c. Perkembangan
Studi Islam di Jerman
Islam masuk ke daerah Jerman abad
ke-8 M. Islam berkembang dengan pesat dikarenakan peranan tentara muslim
melawan Napoleon, Rusia, dan Polandia. Tentara muslim tergabung dalam resimen “Towarczy”.
Puncak pekembangan Islam di Jerman
tejadi pada tahun 60-an. Populasi muslim di Jerman saat ini mencapai 3,7 juta
jiwa.
Pendidikan agama Islam di negara
ini pun telah disetujui untuk masuk kurikulum dalam sekolah negeri. Namun,
masih terdapat beberapa kendala yang terjadi. Tidak adanya organisasi Islam
yang diakui pemerintah, membuat materi pelajaran agama Islam terhambat dan
sulit untuk disampaikan.
Terdapat sekitar 2200 masjid dan
mushollah di Jerman. Dan ada 70 masjid/mushollah di ibukotanya Berlin. Masjid
di Jerman digunakan untuk berbagai kegiatan selain untuk tempat ibadah. Masjid
digunakan untuk pengajian dan studi tentang pendidikan Islam.
Studi Islam (Islamic Studies) di
Jerman sebagaimana dilaporkan oleh Jaques Waardenbyrg yang dikutip oleh Azim
Nanji dalam Rosihon Anwar (2009:47) difokuskan pada kajian kajian tentang
bahasa, budaya dan agama yang lebih dikenal dengan seminar orientalis.[4]
Tokoh yang berpengaruh dalam
perkembangan studi Islam generasi pertama di negara ini adalah Theodore Noldeke
(1836-1930), Julius Welhausen (1844-1918) dan juga Ignaz Goldziher (1950-1921).
Sedangkan, pada generasi kedua, muncul tulisan-tulisan dari eseorang yang
bernama Helmut Ritter (1882-1971) tentang teks agama Islam dan juga ada karya
Carl Brockelman (1868-1956) tentang sejarah teks-teks Arab.
Terdapat nama terkenal lain Hans
Heinrich Schaeder (1896-1957) yang mengkaji Islam dalam kerangka yang lebih
luas dari sejarah keagamaan orang-orang Timur Dekat dan sejarah duniayang tidak
lagi mengikuti pola kesarjanaan yang Eurosentris.
d. Perkembangan
Studi Islam di Inggris
Awal masuknya islam di inggris melalui
proses Imigrasi. Imigrasi muslim ke Inggris terjadi pada akhir abad ke-18 dan
awal abad 19 melaului pendaratan para pelaut yang direkrut oleh East India
Company (Perusahaan India Timur) dari Yaman, Gujarat.
Setelah dibukanya
terusan Suez pada tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial
Inggris, para pendatang muslim semakin banyak dan mulai membentuk pemukiman
baru dikota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle),
London, dan Liverpool. Dinamika Perkembangan Islam Di Inggris sejak akhir Abad
ke-19 dan awal abad ke-20, kaum muslim mulai menetap dan membangun komunitas di
negara-negara Eropa.[5]
Muslim
Inggris pada tahun 1991 sekitar 1.200.000 orang. Kemudian Menteri dalam negeri
Inggris, Jackie Smith mengumumkan bahwa jumlah kaum muslimin di Inggris pada
tahun 2001 sejumlah 1,6 juta jiwa dan bertambah sedikitnya 400 ribu setelah
tujuh tahun ini. Beberapa tahun ini di Inggris muncul Organisasi-organisasi
keagamaan muslim di berbagai perguruan tinggi dan organisasi islam lainnya
berperan mensosialkan islam melalui gerakan dakwah dan kampanye budaya yang
menarik bagi rakyat inggris tentang Islam, sehingga banyak penduduk pribumi
inggris yang tertarik dan kemudian memeluk agama yang penuh keberkahan ini.
Faktor penyebab Islamisasi Modern berkembang
pesat di Inggris adalah:
1.
Imigrasi orang-orang Islam ke
negara-negara Eropa.
2.
Peristiwa Bom Bali dan Peristiwa 11
September yang membuat kaum non muslim tertarik untuk mempelajari agama Islam.
3.
Adanya kegersangan hati orang non
muslim.
4.
Muslim Inggris menikah dan memiliki
banyak keturunan.
Masjid pertama yang dibangun di
Inggris tepatnya di kota Woking tahun 1889 dan tahun 1940. Dalam pembangunannya
pemerintah Kerajaan Inggris menyumbangkan 100.000 pounds. Masjid tersebut
diberi nama Masjid Regents Park yang merupakan sebuah tanda penghargaan bagi
tentara muslim yang berperang dan meninggal untuk Inggris pada Perang Dunia I. Saat
ini kaum muslim di Inggris sangatlah penting bagi kehidupan politik, bisnis,
dan juga sosial.
Studi Islam di negara ini digabungkan
dalam School of Oriental and African Studies (Fakultas Studi Ketimuran dan
Afrika) dengan berbagai jurusan dan program studi bahasadan kebudayaan di Asia
dan Afrika, termasuk juga mengkaji tentang masyarakat dan budaya Islam.
Kajian mengenai Islam juga
dilakukan di Universitas disana, seperti University of Cambridge dan University
of Edinburgh yang didikung Pangeran Kerajaan Arab Saudi Al-Walad bin Talal. Kedua
Universitas itu menerima bantuan sekitar 16 juta Poundsterling. Hal ini juga
adalah salah satu upaya untuk mengembangkan Islam di Inggris.
e. Perkembangan
Studi Islam di Australia
Dewasa ini nama
islam semakin banyak dibicarakan begitu pula di Australia. Di Australia mulai
banyak dibuka prodi Studi Islam untuk mengimbangi minat para mahasiswa yang
ingin menpelajari Islam dan Arab. Jumlah peminatnya tidak tanggung-tanggung
mencapai lebih dari 200 persen sejak tahun 2008.
Salah satu tujuan mereka adalah
ingin tahu nasib warisan Islam yang berada di Timur Tengah. Alasan lainnya
adalah terkait dengan revolusi serta konflik yang sedang berlangsung. Bukan
hanya mahasiswa muslim saja yang tertarik untuk mempelajari Studi Islam.
Bahkan, veteran perang yang pernah dikirim ke Afghanistan atau Timur Tengan
juga ingin mengkaji Islam dengan benar.
E. Perkembangan Studi Islam di Asia
Tenggara
Sejak
abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia
Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional
yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu
kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu
China dibawah Dinasti Tang (618-907), Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan
Dinasti Umayyah (660-749).
Keberadaan pedagang-pedagang di
Asia Tenggara ketika itu mungkin belum memberikaan pengaruh terhadap kerajaan-
kerajaaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan petani Cina Selatan terhadap
kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka
mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang Islam
telah mulai melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan
di Asia Tenggara dan Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII
orang Islam telah mendirikan perkampungan di Kanton dengan derajat keagamaan
yang tinggi dan menyelenggarakan pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan
Palembang[6].
Dari keterangan diatas, masuknya
islam ke Wilayah Asia tenggara diperkirakan pada abad ke 1 H/ 7 M dan
berkembang pesat pada abad 13 M. Islam di Asia tenggara sangat berkembang pesat
dan dapat diterima dengan baik karena dalam penyebarannya islam di Asia
Tenggara menggunakan cara yang demokrasi tanpa kekerasan[7].
Islam Asia Tenggara memberikan gambaran real terhadap apa yang di sebut sebagai
islam lokal, yang mencerminkan suatu pertemuan budaya, sosial, dan intelektual
antara budaya lokal dan islam. Beragamnya suku bangsa dan etnis di asia
tenggara memberikan gambaran nyata bagaimana islam dapat bertahan sekaligus
membentuk suatu komunitas religius. Memang, keunikan islam di asia tenggara
memberikan citra yang kurang jika di bandingkan dengan islam yang ada di
masyarakat arab. AnthonyReid misalnya mengatakan bahwa posisi islam di asia
tenggara yang lebih menonjol warna lokalnya, bahkan hingga lingua franca bagi
komunikasi islam di Asia Tenggara, tidak menggunakan bahasa arab, melainkan
jawi melayu membuat islam Asia Tenggara termarginalkan dari wacana islam secara
menyeluruh[8].
Namun, semakin menguatnya
konsep-konsep posmodernisme yang memberikan peranan besar terhadap local knowledge membuat islam di Asia
Tenggara menjadi perbincangan yang hangat. Di samping itu, tentu tanggapan
intelektual Muslim Asia Tenggara yang toleran menerima, bahkan tidak jarang
menjadi pembela ilmu-ilmu sosial barat menempatkan islam di Asia Tenggara
sebagai pusat pertemuan antara islam, budaya lokal, dan dapat di sebut
modernisme. Oleh karena itu, kajian yang mendalam tentang perkembangan islam di
Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, yang menjadi mayoritas utama
komunitas muslim di Asia Tenggara, menjadi sangat penting[9].
a. Pusat Kajian Islam
di Asia Tenggara
Pusat kajian Islam di Asia tenggara terbagi
menjadi 7 negara sebagaimana pembagian
secara geografis wilayah Asia Tenggara meliputi : Indonesia, Brunei
Darussalam, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura.
1. Islam
di Indonesia
Perkembangan
studi Islam di Indonesia dapat digambarkan bahwa lembaga/ sistem pendidikan
Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren,
kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam,
akhirnya muncul sistem kelas.
Maksud
pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar,
surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer, yakni
mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin,
lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi
tukang baca do’a. Pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua
cara. Pertama, dengan sorongan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung
dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni
guru dikelilingi oleh murid-murid.
Adapun
sistem pendidikan di pesantren, dimana seorang kyai mengajari santri dengan
sarana masjid sebagai tempat pengajaran/ pendidikan dan didukung oleh pondok
sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni
sorongan dan halaqah. Hanya saja sorongan di pesantren biasanya dengan cara si
santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika
ada kesalahan.
Sistem
pengajaran berikutnya adalah pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai
dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di majlis
ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab Al-Syafi’i.
Pada
akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai lahir sekolah
model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi ningrat
Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di samping itu
ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa. Kemudian dasawarsa kedua abad ke
20 muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi
Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan Jama’at Al-Khair.
Pada level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa
berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan
umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman
kolonial. Pada bulan April 1945 diadakan pertemuan
antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Setelah
persiaapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H
bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah
Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN,
UIN, dan STAIN.
Dalam buku Indonesia
karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari kumpulan pulau
yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan
dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh
setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2,
letaknya di Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian,
dan Borneo (Kalilmantan).
Dari segi jumlah penduduk, negeri
ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia, setelah China, India dan
Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.Mayoritas mereka
berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89
% (sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu
dan Budha[10].
Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11]
2. Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memperoleh
kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri
dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi
kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini
pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam.
Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai
sekarang.Dari segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil
karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi negara islam
mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang
pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah
memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan.[12]
3. Islam di Filipina
Islam tersebar di wilayah ini pada
abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah sampai di wilayah ini.
Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun 1211H/1796 M.
Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini
berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan
diri sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di
Filiphina, Islam tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah
berdiri pemerintahan Islam. Akan tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang
dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara
mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn
membawa seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi
di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi yang dialami oleh Islam
Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898
M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan
ajaran Islam dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan
peperangan yang menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka untuk memeluk
agama Nasrani denagn ancaman kekerasan.
Sekalipun demikian, mereka tidak
juga mampu mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih
tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol belum berhasil sepenuhnya menguasai
Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu. Amerika Serikat kemudian
menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M. Maka timbulah perlawanan
menentanganya dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum
Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta
dunia dan takut mati). Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang
salib menawarkan berbagai bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di
negeri itu. Amerika lalu mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366
H/ 1946 M. Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan
filipina, yang sampai saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi dengan
segala upayanya.
4. Islam di Malaysia
Hipotesis telah ditemukan bahwa
islam datang pertama kali sekitar abad ke-8 H (14 M, dikatakan demikian karena
terdapat penemuan Batu bersurat di Trengamu yang bertanggal 702H/ 1303 M). Batu
bersurat tersebut ditulis dengan bahasa Arab. Pada sebuah sisi memuat
pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang
teguh pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah . Dapat disimpulkan bahwa
Islam masuk ke Malaysia pada abad ke-10 M. Sebagaimana diketahui secara umum,
sebelum Islam dating ke tanah Melayu. Orang-orang Melayu adalah penganut
Animisme, Hinduisme, dan Budhisme. Namun demikian, sejak kedatangannya, Islam
secara berangsur-angsur mulai diyakini dan diterima sebagai agama baru oleh
masyarakat Melayu Nusantara.[13]
5. Islam di Thailand
Islam di Muangthai adalah agama
minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai menganut agama Budha dan
Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas terbesar ke-dua di
Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari madzab
Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di
Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan
keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan
politik Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah
itu sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.
Pada akhir abad ke-13 orang Melayu
Muslim terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka
adalah untuk menjadi bagian dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan
otonom.Akhirnya keinginan yang tak pernah mengendor itu pudar dalam sejarah,
dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah membuat mereka sadar bahwa
mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian
utama penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar
berlatar belakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak
membawa peradaban-peradaban.
6. Islam di Singapura
Komunitas
muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah
indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam
di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu
merupakan komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus
tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang muslim Singapura tertinggal dari
etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim memberikan
motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara profesional.
Dari
gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh
(Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif
MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The
Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan,
pada tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan
pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah
setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang
terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
Islam mencapai puncak kejayaan pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa
pemerintahan Harun Ar-Rosyid (170-193). Karena beliau adalah ahli ilmu
pengetahuan dan mempunyai kecerdasan serta didukung Negara dalam kondisi aman,
tenang dan dalam masa pembangunan sehingga dunia Islam pada saat itu diwarnai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan studi Islam di negara-negara Barat sungguh
di luar dugaan. Setelah adannya berbagai kegiatan terorisme yang
mengatasnamakan agama Islam membuat citra Islam menjadi agama yang begitu dekat
dengan kekerasan. Namun, justru karena hal iniyang membuat para warga non muslim
merasa penasaran dengan kebenaran dalam agama Islam. Setelah mengenal Islam
justru banyak dari mereka yang malah masuk ke agama Islam.
Sedangkan, di Asia Tenggara lebih mudah dalam mendalami
studi Islam. Dikarenakan, banyaknya saudagar Arab dan Gujarat yang sering
berdagangke daerah Asia Tenggara sehingga mereka juga menyebarkan agama Islam
di daerah tempat ia berdagang. Begitu pun perkembangan studi Islam, karena
agama Islam berkembang dengan baik studi tentang agama Islam juga berkembang
dengan baik di Asia Tenggara.
DAFTAR
PUSTAKA
Ghazali, Ahmad Dede dan
Gunawan, Heri, Studi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015),
Dudung Abdurrahman. Sejarah
Peraadaban Islam: dari masa klasik hingga modern. Yogyakarta: Jurusan SPI
fak. Adab Sunan Kalijaga bekerjasama dengan LESFI YOGYAKARTA.cet. Ke-1, 2003.
Mahmud, Islam yang Berkemajuan, diambil dari http://www.uinsgd.ac.id/front/detail/rektor_corner/giliran-islam-asia-tenggara-peradaban-islam-masa-depan
Jamhari Ma’ruf, Pendekatan Antropologi dalam Kajian Islam, diambil
dari http://www.ditpertais.net/jamhari01.asp
Ahmad al-‘Usairy. Sejarah
Islam. Jakarta: AKBAR MEDIA. Cet. 11, November 2012. (Penerjemah: Samson
Rahman).
http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-perkembangan-islam-di-asia.html,
diakses tanggal 18 September 2015
http://nanikpaic.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-islam-di-asia-tenggara.html,
diakses tanggal 18 September 2015
http://irfannors.blogspot.co.id/2013/12/makalah-perkembanganstudiislam.html,
diakses tanggal 17 September 2105
[1]
Ghazali, Ahmad Dede dan Gunawan, Heri, Studi Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), hal 52
[2]
Ibid, hal 52
[3]
Ibid, hal 52
[4]
Ibid, hal 57
[5]
Ibid, hal 57
[6] Dudung Abdurrahman. Sejarah
Peraadaban Islam: dari masa klasik hingga modern. Yogyakarta: Jurusan SPI
fak. Adab Sunan Kalijaga bekerjasama dengan LESFI YOGYAKARTA.cet. Ke-1, 2003.
Hlm. 375-376.
[7] Mahmud,
Islam yang Berkemajuan, diambil dari http://www.uinsgd.ac.id/front/detail/rektor_corner/giliran-islam-asia-tenggara-peradaban-islam-masa-depan
[8]Jamhari Ma’ruf, Pendekatan Antropologi dalam Kajian Islam, diambil
dari http://www.ditpertais.net/jamhari01.asp
[10] Ahmad al-‘Usairy. Sejarah
Islam. Jakarta: AKBAR MEDIA. Cet. 11, November 2012. Hlm. 508 (Penerjemah:
Samson Rahman).
[11]
Ibid
[12]
http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-perkembangan-islam-di-asia.html, diakses tanggal 18
September 2015
[13]
http://nanikpaic.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-islam-di-asia-tenggara.html, diakses tanggal 18
September 2015